BOLMUT,SULAWESION.COM– Wakil Bupati (Wabup) Bolaang Mongondow Utara Aditya Pontoh membuka rapat Tim Percepatan Pencegahan Penurunan Stunting (TP3S) Kabupaten Bolmut, Selasa 15 Juli 2025 bertempat di aula Bapelitbang.
Rapat kali ini terkait sosialisasi petunjuk teknis konvergensi stunting dan bimbingan teknis pengelolaan website konvergensi.
Wabup mengatakan percepatan penurunan stunting tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan.
“Melainkan harus dilakukan secara bersama-sama melalui penguatan komitmen daerah serta kordinasi lintas sektor,”ujar Pontoh yang juga sebagai ketua TP3S Bolmut saat memaparkan materi.
Dirinya menambahkan komitmen pemerintah daerah sangat penting dalam memastikan program penurunan stunting dan perlu direncanakan serta dianggarkan didalam dokumen perencanaan daerah.
Sementara itu, permasalahan umum stunting di daerah adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran gizi masyarakat. Keterbatasan akses pelayanan kesehatan.
Selanjutnya, sanitasi dan akses air bersih yang buruk. Data dan pemantauan belum akurat. Kurangnya konvergensi lintas sektor. Pendampingan dan edukasi yang terbatas. Ketimpangan sosial dan ekonomi.
Dengan permasalahan tersebut langkah-langkah yang harus dilakukan oleh organisasi perangkat daerah adalah perencanaan dan anggaran. Pelaksanaan program. Dan kordinasi pelaporan.
Sementara itu, untuk pemerintah Kecamatan diharapkan mengambil langkah-langkah kordinasi dan suprevisi desa. Penguatan kelembagaan serta pemantauan dan evaluasi.
Untuk Puskesmas, layanan kesehatan dan gizi. Pendampingan dan edukasi. Serta data dan sistem informasi.
Disisi lain jika kita melihat data stunting mengacu pada data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada 2024, angka stunting di Bolmut mencapai 18,6 persen. Turun dibandingkan pada 2023 yaitu 27,8 persen.
Sementara itu jika mengacu pada aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) angka stunting di Bolmut mencapai 3,22 persen pada tahun 2024. Naik dibandingkan pada tahun 2023 yaitu 1,69 persen.







