BOLMUT,SULAWESION.COM– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) kerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) di Bolmut pada Februari 2025 sebesar 114,43 persen.
NTP Februari 2025 mengalami peningkatan 4,03 persen dibandingkan Januari 2025 yaitu sebesar 109,99 persen.
Kenaikan NTP berbarengan dengan naiknya Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada Februari 2025 sebesar 117,37 persen. Naik 3,17 persen dibandingkan Januari 2025 yaitu 113,77 persen.
Ada empat subsektor dari lima subsektor yang dipantau mengalami kenaikan pada Februari 2025. Subsektor yang mengalami kenaikan diantaranya tanaman pangan sebesar 1,61 persen.
Selanjutnya Hortikultura 8,22 persen. Tanaman perkebunan rakyat 5,93 persen. Serta perikanan sebesar 0,67 persen.
Sementara itu, subsektor yang mengalami penurunan NTP adalah peternakan. Dengan penurunan sebesar 0,20 persen.
Disisi lain NTP Sulawesi Utara (Sulut) pada Juni 2025 turun dibandingkan Mei 2025. Dimana NTP Sulut pada Juni sebesar 130,5 persen. Sedangkan Mei 131,14 persen.
NTP sendiri merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani.
NTP adalah salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Bupati Bolmut Sirajudin Lasena mengatakan NTP ini merupakan indikator penting dalam mengukur tingkat kesejahteraan petani.
“Mengingat besarnya jumlah masyarakat yang bergantung pada sektor pertanian,”ujarnya.

Diketahui Kepala BPS Provinsi Sulawesi Utara, Aidil Adha turut melakukan penyerahan laporan perkembangan NTP Bolmut periode Januari–Februari 2025 kepada Bupati Bolmut.
BPS menyebut angka-angka ini menjadi sinyal positif bagi kesejahteraan petani dan kemajuan sektor pertanian di Kabupaten Bolmut. Sekaligus menjadi bahan pertimbangan strategis dalam penyusunan arah pembangunan daerah ke depan.







