Pembinaan Kader Pembangunan Manusia di Bolmut, Yani Lasama Ingatkan Pentingnya 1000 HPK

Kepala dinas PPKBPPPA Bolmut Yani Lasama Saat Memberikan Materi. (Dok Dinas PPKBPPPA Bolmut)

BOLMUT,SULAWESION.COM– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) dalam hal ini Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) menggelar pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM), Rabu 18 Desember 2024.

Pembinaan ini dirangkaikan dengan sosialiasi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kepala dinas PPKBPPPA Bolmut Yani Lasama mengatakan betapa pentingnya 1000 HPK. Dimana anak mengalami pertumbuhan otak dengan sangat pesat pada masa 1000 HPK.

Bacaan Lainnya

“Sehingga pemenuhan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan akan membuat anak bertumbuh kembang kembang menjadi lebih baik,”ungkapnya saat memberikan materi di aula Bapelitbang Bolmut.

Rakor bersama dengan tim percepatan penurunan stunting (Pembinaan kader pembangunan manusia) yang dirangkaikan dengan sosialiasi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). (Dok DPPKBPPPA)

Sehingga apa yang harus dilakukan orang tua pada 1000 HPK? Lasama menjelaskan selama kehamilan ibu harus mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

Selanjutnya ibu hamil pemeriksaan minimal 4 kali selama kehamilan. Memberikan stimulus pada janin dalam kandungan.

“Ibu memberikan inisiasi menyusui dini, ASI esklusif selama enam bulan dan dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI sampai dengan usia dua tahun,”jelas Yani.

Selain itu orang tua memperkenalkan makanan bergizi pada anak sesuai dengan usia. Memberikan stimulus (rangsangan) kepada anak sesuai dengan usianya.

“Kemudian memantau perkembangan anak dengan kartu kembang anak,”ujar sekretaris TPPS Bolmut ini.

Sementara itu Kepala Bidang Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera (KBKS), Zulkifli Masuara menambahkan Kader Pembangunan Manuasia (KPM) adalah masyarakat terpilih yang mempunyai kepedulian dan bersedia mendedikasikan diri untuk ikut dalam pembangunan manusia di desa terutama memonitoring dan fasilitasi konvergensi stunting.

“Tujuannya meningkatkan kapasitas dan kualitas SDM di desa. Meningkatkan kepedulian dan pemahaman masyarakat tentang masalah stunting. Mempromosikan pengukuruan tinggi badan balita sebagai deteksi dini stunting,”ujarnya.

Selanjutnya meningkatkan konvergensi stunting dan koordinasi dalam penanganan stunting. Meningkatkan alokasi APBdes untuk kegiatan terkait gizi dan penanganan stunting.

 

 

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *