Perubahan Iklim dan Energi Terbarukan Disebut Dalam Paripurna DPRD Bolmut

Rapat paripurna DPRD Bolmut, Rabu 5 Maret 2025. (Foto Rahmat Tegila)

BOLMUT,SULAWESION.COM– Ada yang menarik dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bolmut terkait mendengarkan pidato sambutan Bupati dan Wakil Bupati masa jabatan 2025-2030 pada Rabu 5 Maret 2025 kemarin.

Dimana ketua DPRD Bolmut Frangky Chendra menyampaikan beberapa tantangan yang dihadapi saat ini dan kedepan tidaklah mudah.

Bacaan Lainnya

Salah satu tantangan yang disebut ketua DPRD Bolmut adalah persoalan perubahan iklim yang perlu menjadi perhatian.

Sehingga menurutnya, diperlukan pimpinan visioner agar pembangunan daerah berjalan optimal dan memberikan hasil nyata bagi masyarakat Bolmut.

Selain perubahan iklim, salah satu yang menarik adalah saat Bupati Bolmut Sirajudin Lasena menyampaikan pidato dimana dalam pemaparan visi misinya dirinya menyebut dan menaruh perhatian soal program ramah lingkungan termasuk energi terbarukan.

Ia pun menaruh perhatian bagaimana membangun ekosistem ekonomi yang ramah lingkungan atau tanpa merusak lingkungan.

Persoalan perubahan iklim perlu mendapat perhatian pemerintah daerah dan DPRD Bolmut. Perlu ada langkah nyata dalam menyikapi masalah ini.

Hal ini jika kita berkaca pada 2020 saat terdampak La Nina yang meningkatkan curah hujan. Saat itu Bolmut dilanda banjir bandang dan tanah longsor yang menyebab kerugian infrastruktur dan ekonomi. Pemkab Bolmut menaksir total kerugian akibat banjir bandang mencapai Rp104.423.661.375.

“Pasca banjir besar tahun 2020 melanda Bolmut, banyak jaringan irigasi yang rusak,” kata Kepala bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluh Dinas Pertanian Bolmut Syarifuddin saat diwawancara pada Kamis 6 Februari 2025.

Ini menjadi salah satu penyebab luas lahan panen dan produksi menurun di Bolmut selain alih fungsi lahan ke komoditas jagung.

Dimana berdasarkan data dalam roadmap percepatan pembangunan pertanian Kabupaten Bolmut tahun 2025-2045 yang disusun oleh pemkab Bolmut kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), pada tahun 2023 luas panen komoditas padi (padi sawah dan padi ladang) seluas 6.930 Ha.

Angka ini menurun jauh dibandingkan tahun 2017 dimana luas lahan panen komoditas padi adalah 16.940 Ha.

Penurunan drastis luas panen komoditas padi terjadi antara tahun 2019 dengan luas lahan panen 15.893 Ha menjadi 8.440 Ha.

Pada tahun 2023 data Badan Pusat Statistik (BPS) Bolmut menyebut pertumbuhan ekonomi Bolmut turun, di angka 5,43 persen, dibandingkan tahun 2022 yang di angka 5,52 persen.

BPS mengakui perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun 2023 ini terjadi karena fenomena El Nino yang membuat produksi komoditas pertanian, terutama tanaman pangan, cenderung menurun.

Ujungnya, jumlah penduduk miskin pada tahun 2023 pun mengalami kenaikan menjadi 6.550 jiwa, yang sebelumnya pada tahun 2022 di angka 6.010 jiwa. Penyebabnya adalah akibat kenaikan harga beras dan bahan pokok lainnya.

Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Sulawesi Utara Muhammad Candra Buana mengatakan, pada tahun 2023 terjadi kemarau sebagai dampak badai El Nino yang melanda Bolmut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *