Di Desa Ini Muslimnya Minoritas tapi Perayaan Ketupat Semarak Berkat Peran Warga Kristen

Bupati Boltim, Oskar Manoppo (foto atas) dan Wabup Argo Sumaiku (foto bawah) bersilaturahmi dengan warga setempat saat perayaan lebaran ketupat di Masjid Al-Hidayah Desa Jiko, Kamis 10 April 2025). (Foto: Ist)

BOLTIM, SULAWESION.COM – Perayaan lebaran ketupat di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), berlangsung selama sepekan lebih.

Dari beberapa wilayah yang menggelar ketupatan, terdapat desa yang kesannya unik dan berbeda dengan desa lain di daerah itu. Lokasinya di Desa Jiko dan Jiko Utara.

Bacaan Lainnya

Dua desa ini menggelar ketupatan terpusat di  atu titik yakni di Masjid Al-Hidayah Desa Jiko. Karena masjid tersebut merupakan satu-satunya rumah ibadah umat muslim di dua desa itu.

Desa Jiko dan Jiko Utara sendiri berada di wilayah Kecamatan Motongkad. Dua desa ini hampir tak berjarak. Desa Jiko dan Jiko Utara berada sekira 20 kilometer ke arah selatan dari pusat ibukota Kabupaten Boltim, Tutuyan.

Desa Jiko dan Jiko Utara dihuni mayoritas beragama kristen dengan latar suku Sangir. Mereka sudah puluhan tahun mendiami area pesisir yang awalnya merupakan wilayah hukum Desa Molobog tersebut. Dua desa ini pernah viral berkat lokasi wisata Pantai Tanjung Silar atau dikenal dengan nama Pantai Patokan.

Desa Jiko merupakan induk dari Desa Jiko Utara. Meski mayoritas penduduk dua desa beragama kristen, namun kerukunan hidup beragama di sini cukup harmoni.

Jumlah warga muslim di dua desa hanya 26 kepala keluarga (KK) dari total 500 lebih KK,.atau tak sampai lima persen.

Meski merupakan minoritas, peribadatan warga muslim di dua desa ini berjalan lancar. Masjid Al Hidayah menjadi satu-satunya rumah ibadah umat muslim di dua desa itu. Sedangkan umat kristen di sana memiliki enam rumah ibadah (gereja).

Perbedaan jumlah tak menjadi sekat pemisah antara warga pemeluk islam dan kristen di Desa Jiko dan Jiko Utara.

Saat perayaan Idul Fitri, jemaat gereja bersatu mengamankan jalannya proses peribadatan. Mereka memastikan tak ada gangguan selama proses ibadah berlangsung.

Lebih menarik lagi, ketika perayaan lebaran ketupat pada Kamis 10 April 2025 kemarin, warga kristen juga berperan terlibat langsung dalam menyukseskan kegiatan tersebut.

Mereka membantu warga muslim mulai dari penyiapan tempat, penyediaan sarana dan turut meramaikan perayaannya.

“Meski kami minoritas di sini tapi kami nyaman beribadah karena setiap kegiatan kami selalu dijaga oleh saudara-saudara kristiani di dua desa ini (Desa Jiko dan Jiko Utara_RED). Buktinya saat perayaan lebaran ketupat hari ini, mereka ada bersama-sama dengan kita,” ujar Samsi Ontong Salur, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) didampingi Supratman Makalu selaku Imam Masjid Al-Hidayah Desa Jiko.

Sebaliknya, saat perayaan hari-hari besar kristen, warga muslim minoritas di dua desa itu selalu berusaha mengambil peran. Istilahnya “Mapalus” atau saling membalas. Mereka benar-benar disatukan dalam kebersamaan dan hanya dipisahkan oleh keyakinan.

“Kami hidup berdampingan dalam damai sudah puluhan tahun. Kami bersaudara dan selalu merasa untuk saling melindungi. Kami bangga mengambil peran dalam kegiatan-kegiatan keagamaan umat muslim seperti ini,” kata Adey Diane Paat, Penjabat Sangadi (Kepala Desa) Jiko Utara.

Camat Motongkad, Iskandar Daeng Mangawi tampak memuji kebersamaan warga di Desa Jiko dan Jiko Utara dalam perayaan lebaran ketupat baru-baru ini.

Menurutnya, praktik toleransi tersebut harus terjaga dan tidak boleh pudar dengan alasan apapun.

“Ini contoh yang sangat bagus. Bagaimana minoritas merasa terlindungi oleh mayoritas. Mereka saling berbagi peran dan menjalani hidup dalam kebersamaan,” puji Iskandar.

Pada perayaan lebaran ketupat itu, Bupati Boltim, Oskar Manoppo dan Wakil Bupati, Argo Sumaiku turut hadir bersilaturahmi dengan warga di dua desa tersebut.

Baik warga muslim dan kristen, mereka saling bersalaman dan memaafkan pada momentum perayaan lebaran ketupat.

Tak lupa mereka sama-sama menikmati nasi ketupat, ikan bakar dan opor ayam yang menjadi menu khas acara tersebut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *