Pelatihan Pendataan Indeks Desa, Sangadi Buyat Sampaikan Pesan Penting

Sangadi Buyat Ulpin Modeong dan para perangkat desa mengikuti pembekalan tentang pendataan indeks desa 2025, Selasa 17 Juni 2025. (Foto: PEMDES BUYAT)

BOLTIM, SULAWESION.COM – Sangadi (Kepala Desa) Buyat Kecamatan Kotabunan, Ulpin Modeong, menyampaikan pesan-pesan penting saat pelatihan pendataan indeks desa kepada para perangkat desa di desanya, Selasa 17 Juni 2025.

Selaku pimpinan di Pemerintahan Desa Buyat, Ulfin menegaskan bahwa indeks desa dapat terpenuhi jika perangkat desa bekerjasama dengan semua elemen yang ada dalam hal pendataan dan penginputan.

Bacaan Lainnya

“Proses pendataan ini merurut saya lebih cepat lebih bagus untuk segera dilakukan. Dalam pendataan indeks desa ini supaya ada kerjasama yang baik dalam penyajian data,” ujar Ulpin.

Dalam kesempatan itu, Ulpin juga memperkenalkan bahwa desanya telah dua kali mendapatkan reward dari Kementrian Desa yakni pada tahun 2022 dan tahun 2023.

Menurutnya hal ini menunjukkan kinerja yang baik oleh semua unsur di Pemerintah Desa Buyat. “Sebagai pimpinan saya tentunya memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas prestasi yang pernah kita torehkan. Kerja-kerja ini harus kita lanjutkan, demi Buyat lebih maju dan demi Boltim Bangkit dan sejahterah,” pungkasnya.

Sekedar informasi, kegiatan pelatihan Pendataan Indeks Desa di Desa Paret dilaksanakan di BPU Desa Buyat. Pemateri dalam kegiatan ini berasal dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Boltim, Tenaga Ahli serta Pendamping Desa. Para peserta diberikan pemahaman tentang tata cara penginputan dan pengukuran indeks desa tahun 2025.

Dijelaskan bahwa, penggunaan data dan informasi menjadi elemen penting dalam menunjang kegiatan kerja, terutama dalam menyusun strategi pembangunan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam konteks pembangunan desa, pemanfaatan data yang akurat dan terukur menjadi mutlak diperlukan untuk menentukan arah kebijakan yang tepat sasaran.

Untuk itu, Indeks Desa hadir sebagai alat ukur yang dapat menggambarkan kondisi aktual di desa, sehingga kebijakan pembangunan dapat disusun secara lebih efektif dan efisien.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan