MANADO, SULAWESION.COM – Manado Teater Holic atau MTH akan segera kembali hadir dengan produksinya yang bertajuk Semicolon.
Mengambil tema keluarga dengan isu mental health problem, teater yang akan dilakoni oleh generasi milenials ini rencananya akan dipentaskan di Auditorium Radio Republik Indonesia (RRI), Malalayang, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, selama dua hari pada 23-24 Maret 2024.
Sutradara Eljino Lumempouw mengatakan MTH mengangkat isu masalah kesehatan mental karena didasarkan pada keresahan yang mendalam tentang banyaknya orang terutama anak muda yang memiliki masalah dalam keluarga atau lingkungan sosialnya.
Mengetahui isu mental health atau penyakit mental yang terjadi di Indonesia, menjadi inspirasi diadakannya pertunjukan teater. Menurutnya masyarakat belum banyak yang menyadari pentingnya memahami fenomena ini.
“Untuk kali ini kita mengangkat pertunjukan yang bertemakan penyakit mental. Pada era sekarang masyarakat belum sadar mengenai penyakit mental sehingga digambarkan dengan kejadian yang terjadi di Indonesia,” kata Lumempouw, Minggu (25/2/2024).
Kemudian, ternyata persoalan tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi, rasa cemas berlebihan (anxiety), ataupun perasaan selalu sendiri (loneliness).
Menurutnya berbagai permasalahan ini jika tidak ditangani dengan baik dapat berujung pada perilaku menyimpang seperti kecanduan obat, alcoholism, hingga perilaku suicidal (kecenderungan untuk bunuh diri).
“Manado Teater Holic selalu berusaha untuk menyuguhkan sebuah tontonan yang berkualitas, segar dan relevan dengan situasi masyarakat urban saat ini. Dan salah satu isu yang menarik untuk diangkat adalah mental health problem. Banyak orang yang tidak tahu harus berbuat apa, atau harus bicara ke siapa untuk menyelesaikan masalah tersebut, kami menemukan bahwa banyak dari masalah kesehatan mental itu asalnya dari permasalahan keluarga,” terang En sapaan akrabnya.
Ia menambahkan situasi semakin dipersulit ketika banyak keluarga tidak pernah membahas persoalan ini secara terbuka. Akhirnya banyak dari mereka yang terlepas dari keluarga dan jadi orang yang pemurung, bahkan bisa lari ke hal-hal negatif.
“Dewasa ini kita lihat banyak keluarga take it for granted, keluarga mereka harmonis dan baik-baik saja padahal kenyataannya tidak. Jadi kuncinya ada di komunikasi, keterbukaan dan perasaan untuk saling memahami,” tambahnya.
Pada akhirnya melalui Semicolon, nantinya teater ini akan bercerita tentang seorang anak muda yang berjuang dengan depresi yang ia alami.
(***)