Dinkes Kotamobagu Dinilai Tak Serius Tangani Kebutuhan Medis Event Olahraga

KOTAMOBAGU, SULAWESION.COM— Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kotamobagu kembali menjadi sorotan publik. Di bawah kepemimpinan dr. Wahdani Mantang.

 

Bacaan Lainnya

Instansi tersebut dinilai gagal menjalankan peran strategis dalam memastikan keselamatan dan layanan kesehatan pada dua ajang olahraga besar yang membawa nama daerah, yakni Walikota Cup VI Tahun 2025 dan Porprov XII di Manado.

Dugaan ketidakpedulian ini mencuat setelah laporan panitia Walikota Cup mengenai surat permintaan penugasan tenaga medis yang disebut tidak direspons oleh Dinkes.

Pada laga pembukaan yang dihadiri langsung Wali Kota dr. Wenny Gaib, SpM., serta Wakil Wali Kota Rendy Virgiawan Mangkat, SH., MH. tidak terlihat satu pun petugas medis dari Dinkes. Panitia pun terpaksa mengerahkan tenaga medis internal.

“Surat kami tak dibalas sama sekali. Padahal ini event besar yang membawa nama daerah. “Kami sampai harus mencari petugas medis sendiri, ujar salah satu panitia yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Situasi serupa disebut terjadi di Porprov XII Manado. Menurut sumber dari salah satu cabang olahraga, Dinas Pemuda dan Olahraga telah mengirim surat kepada Dinkes terkait kondisi seorang atlet selam yang sedang sakit.

Namun respons dari Dinkes dinilai lamban, sehingga cabang olahraga harus mengambil langkah penanganan sendiri.

“Kami sudah sampaikan surat resmi, tapi tidak ada tindak lanjut. Atlet harus ditangani tanpa bantuan Dinkes,” ungkap sumber tersebut, Senin, (17/11/2025).

Keluhan dari cabang olahraga lainnya memperkuat dugaan bahwa kurangnya perhatian bukan kasus tunggal.

Bahkan, salah satu cabor unggulan peraih medali menilai kepala dinas menunjukkan sikap apatis terhadap kesehatan kontingen Kotamobagu.

“Kami lihat pendampingan kesehatan sangat minim. Seolah-olah tidak ada keseriusan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua HMI Cabang Bolmong Raya, Fadly Korompot, menilai sikap Dinkes tersebut bertentangan dengan semangat Wali Kota dan Wakil Wali Kota dalam memajukan olahraga daerah.

Ia menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap instansi teknis tersebut.

“Jika instansi teknis tidak menunjukkan tanggung jawab, maka sudah selayaknya dilakukan evaluasi menyeluruh,” tegasnya.

Menurut Fadly, lambannya respons Dinkes berpotensi membahayakan keselamatan atlet serta menciptakan preseden buruk bagi penyelenggaraan event-event berikutnya.

“Ini bukan soal acara, tapi soal komitmen menjalankan tugas. Dinkes tidak boleh bekerja setengah hati,” tambahnya.

Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu belum memberikan tanggapan meski telah dihubungi melalui telepon dan WhatsApp.

 

Sementara itu, desakan evaluasi terhadap kinerja Dinkes terus menguat.

Sejumlah pihak menilai bahwa kejadian serupa tidak boleh terulang kembali karena dapat merugikan atlet, panitia, hingga nama baik daerah.

Pemerintah Kota pun diminta untuk turun tangan dan memastikan instansi terkait menjalankan fungsi vitalnya dengan maksimal.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan