Dosen dan Mahasiswa ikut Deklarasi Mafindo Manado

 

MANADO, SULAWESION– Permasalahan hoaks menjadi tantangan serius dalam transformasi digital Indonesia, dengan masih maraknya hoaks terkait issue politik, kesehatan dan penipuan digital.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan data Mafindo dari awal Januari hingga Juni tahun 2022, sebanyak 985 kasus dengan rata-rata 164 kasus hoax per bulan yang telah dilaporkan.

Belum sampai setahun tetapi kasus rata-rata kasus yang dilaporkan sudah mendekati total keseluruhan kasus di tahun2021.

Tema politik cukup mendominasi berdasarkan database Mafindo. Diperkirakan penyebaran hoax bertema politik ini akan semakin tinggi, apalagi menjelang Pemilu 2024.

Berbagai upaya dilakukan untuk menahan laju penyebaran hoaks, dan pendekatan tradisi lokal menjadi salah satu strategipenting.

Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) menyelenggarakan Dialog“ Pemilu Keren Tanpa Hoaks pada hari Senin 31 Oktober 2022, Jam 10.00 WIB bertempat di Aula Gedung Terpadu Kampus IAIN Manado.

Adapun pembicara dalam acara tersebut antara lain, Taufik Bilfaqih (Komisioner Bawaslu Kota Manado), Supardi Bado (Sekretaris AMSI Sulut) dan Jumrana (Presidium Jejaring Indonesia Tengah).

Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Dekan 1 Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Manado, Dr.Sahari M.Pdi.

Turut hadir Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Utara, Markus Sompotan S.Sos.,M.Si, Perwakilan Kapolda Sulut Kombes.Pol. Albert Barita Sihombing dan dihadiri oleh dosen Mahasiswa IAIN Manado, IAKN Manado, Genbi Unsrat, Universitas De La Salle serta para perwakilan pemangku kepentingan dan berbagai komunitas masyarakat.

Jumrana selaku Presidium Jejaring Indonesia Tengah Mafindo menjelaskan, bahwa dialog tersebut merupakan sebuah ruang diskusi untuk mengembangkan perspektif tentang perlunya melawan penyebaran fitnah, hasut, hoaks dan ujaran kebencian.

“Untuk meminimalisir konflik dalam pesta demokrasi Pemilu, dan Pemilukada, dialog ini merupakan langkah awal sekaligus momentum pembentukan Mafindo Wilayah Manado,” ujar Jumrana.

Keberadaan Mafindo Manado diharapkan dapat bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan dan komunitas dalam melawan hoaks dan edukasi literasi digital.

Penyelenggaran Deklarasi Mafindo Manado menjadi bagian dari komitmen Mafindo Manado untuk terlibat aktif mencegah dan menangkal hoaks di media digital.

Edukasi untuk meningkatkan literasi masyarakat mencegah polarisasi dan politisasi identitas menjadi agen perdamaian dan menjaga harmoni pada masyarakat Manado yang multikultural.

Indeksl literasi digital Sulawesi Utara tahun 2021 sebagaimana yang dirilis oleh Kementerian informatika dan Komunikasi sebesar 3,53.

Angka ini lebih tinggi dibandigkan tingkat literasi digital rata-rata nasional yang berada pada angka 3,5. Ini menjadikan Slawesi Utara merupakan Provinsi dengan indeks literasi digital ke 14 di seluruh provinsi di Indonesia.

Kehadiran Mafindo Manado menunjukkan komitmen Mafindo dalam melakukan langkah-langkah preventif untuk berjejaring dengan segenap pemangku kepentingan dan seluruh lapisan masyarakat.

Panitia Pelaksana Deklarasi Mafindo Manado, Muhammad Kamil Jafar, menjelaskan  semoga dengan kehadiran Mafindo di Kota Manado dapat menjadi agency dalam literasi digital yang berakibat semakin baiknya pengetahuan literasi digital di Sulawesi Utara secara khusus Kota Manado.

“Menjelang Pilkada Mafindo 2024 dan Pemilihan Presiden 2024, hoaks bermuatan politik dan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan) berpotensi besar muncul berbagai platform media sosial,” ujarnya.

Setelah deklarasi, Dosen IAIN Manado DR Taufani secara aklamasi ditunjuk sebagai koordinator Mafindo Manado.

Noufryadi I Diba

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *