Ketua Umum Asosiasi Mahasiswa Talaud (AMTA) Sulawesi Utara (Sulut) Marselina Senaen sewaktu di Pulau Sara, Rabu (28/12/2022). (Foto: Pribadi)
MANADO, SULAWESION.COM – Api semangat terus dikobarkan Asosiasi Mahasiswa Talaud (AMTA) Sulawesi Utara (Sulut) di era disrupsi gempuran merebaknya digitalisasi dan industri 5.0. Masifnya inovasi dapat mengubah berbagai sistem dari pola lama ke baru secara signifikan dan kompleks.
Perayaan HUT ke-7 AMTA Sulut tahun 2023 yang jatuh setiap tanggal 31 Agustus, mengerucutkan pola-pola konservatisme agar tidak luput dilengserkan zaman, hal ini kemudian tidak lepas daripada eksistensi para anggota yang terus menggaungkan nilai-nilai luhur adat istiadat Kabupaten Kepulauan Talaud.
Mengusung tema “Wette Ite Anau Wanua Maaitu Anuntengan, Masasaweng Wambanga, Malibote Wanua Porodisa (Marilah Kita Sebagai Generasi Talaud Bergandengan Tangan, Saling Menopang Pundak Satu Sama Lain Membangun Negeri Porodisa Tercinta)”, merasionalisasi perjuangan panjang AMTA Sulut di dunia organisasi baik kehidupan pendidikan maupun kemasyarakatan serta kebudayaan.
Ketua Umum AMTA Sulut Marselina Senaen menjelaskan sejak meleburkan diri di organisasi ini, gotong royong mampu menghidupkannya dengan bekal pendidikan dan pengetahuan yang kuat.
“Biarlah kita tetaplah bersatu, bahu-membahu satu sama lain, jangan pernah terpisahkan sekalipun banyak tantangan zaman dan modernisasi. Jagalah kebudayaan kita sehingga di manapun kita berada kita selalu dikenal sebagai ‘Anau Wanua’ yang syarat akan persaudaraan,” jelas Selin sapaan akrabnya, Kamis (31/8/2023) malam.
Menurut Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Manado (Unima) ini, banyak hal yang sudah direalisasikan AMTA Sulut dalam menapaki jalan-jalan terjal, sehingga poros perjuangan para anggota tetap eksis melewati dinamika organisasi.
“Semua pengalaman yang berkesan kiranya itu akan terus menjadi standarisasi perkembangan kita secara individu maupun organisasi untuk terus bertumbuh menjadi orang-orang yang hebat dan berguna bagi orang-orang sekeliling kita, tak perlu takut dan pantang menyerah karena setiap organisasi akan menghadapi dan melewati hiruk pikuk perjuangan organisasi, oleh karena itu akhirnya rayakanlah kebahagiaan dan kesuksesan kita untuk AMTA Sulut yang lebih baik. Sansiote Sampate Pate, jayalah AMTA Sulut, jayalah organisasiku,” ucap Selin penuh semangat.
Selin menegaskan ke depan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Talaud lebih memfokuskan proyeksi pembangunan dan pengembangan lokasi wisata terlebih khusus Pulau Sara, hal ini dikarenakan dapat memberikan kontribusi pertumbuhan sektor ekonomi kepada daerah dan masyarakat setempat.
“Menarik banyak wisatawan asing untuk datang berwisata di Pulau Sara karena peluang secara lokal tidak cukup untuk mengembangkan sebuah daerah, kita perlu daya tarik dan manajemen pengelolaan pariwisata lebih baik untuk menunjukkan pada dunia bahwa di ujung perbatasan Indonesia ada banyak sekali tempat wisata yang patut dikunjungi bukan hanya di Bali saja,” tegasnya.
Perihal pembangunan dan pengembangan, serta pemanfaatan sektor perikanan yang seharusnya bisa menjadi sumber penghasilan dari masyarakat harus menjadi prioritas Pemkab Talaud.
Terkait pemanfaatan sektor-sektor yang memiliki peluang pendapatan, terang Selin, tak perlu menunggu investor dari luar untuk mengelola itu, pemerintah bisa menggunakan APBD untuk memanfaatkan salah satunya fasilitas bangunan Sentra Kelautan Perikanan Terpadu Kabupaten Kepulauan Talaud yang ada di Kecamatan Salibabu, Desa Dalum, yang sampai saat ini belum maksimal pemanfaatannya.
“Beberapa investor meninggalkan SKPT sehingga mengakibatkan banyak masyarakat desa yang menjadi karyawan di situ harus PHK, karena ketidakjelasan investor,” terangnya.
Selin berharap kiranya pemerintah mampu melihat hal ini sebagai acuan untuk meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan SKPT Talaud untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan menjadikan masyarakat setempat sebagai bagian utama dari pekerja.
Pendiri AMTA Sulut Adv Reflindo Loho SH menyebutkan sejak digagasnya AMTA Sulut selalu berkeyakinan organisasi ini akan terus berkembang dan memperhatikan setiap isu dan tindakan-tindakan sosial yang harus dilakukan.
“Makanya sejak awal saya selalu menanamkan pendidikan kader yang relevan dan efektif sesuai kepemimpinan dari setiap kepengurusan,” sebut Loho.
Pria jebolan Jurusan Ilmu hukum Fakultas Ilmu sosial Unima tahun 2021 ini berharap semua kader yang ada di AMTA Sulut ke depannya akan menjadi pendobrak perubahan untuk porodisa tercinta Kabupaten Kepulauan Talaud.
“Dirgahayu AMTA Sulut, Mawu Warundingana Taumata Mapia,” pungkasnya.
Noufryadi Sururama