SULAWESION, MANADO — Ada rona kebahagiaan yang sulit disembunyikan dari wajah Ignas Tandi Rano, Anggota DPRD Toraja Utara, ketika akhirnya dapat kembali bertemu dengan Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, S.E., setelah beberapa bulan tak berjumpa.
Pertemuan itu berlangsung hangat, penuh cerita, dan menjadi ruang refleksi bagi Ignas tentang sosok pemimpin yang selama ini ia hormati.
“Momen yang sangat luar biasa. Saya banyak berdiskusi bersama Gubernur Sulawesi Utara. Pak Jenderal adalah sosok ketua bagi saya di organisasi PMTI, sekaligus guru dan teladan dalam berpolitik,” ujar Ignas, mengenang suasana pertemuan tersebut.
Bagi Ignas, Yulius Selvanus bukan sekadar seorang kepala daerah. Ia menggambarkan Gubernur sebagai pribadi dengan karakter kuat—tegas, berwibawa, namun penuh kasih. Nilai-nilai itu, menurutnya, melekat dalam setiap langkah kepemimpinan mantan perwira tinggi TNI tersebut.
“Setelah beberapa bulan, akhirnya saya bisa kembali bertemu Pak Gub,” lanjutnya. “Kami berdiskusi banyak hal, mulai dari kampung halaman sampai pengalaman-pengalaman di dunia politik,” tulisnya di akun facebook miliknya, 26 November 2025.
Dalam obrolan itu, Ignas kembali melihat sisi lain dari seorang Yulius Selvanus—pemimpin yang mampu menjadi pendengar, memberikan masukan tanpa menggurui, dan menempatkan pengabdian sebagai inti dari perjalanan politiknya.
Sosok Gubernur YSK, kata Ignas, sangat relevan bagi anak muda yang ingin menapaki dunia politik. Ia menyebut bahwa karakter kepemimpinan yang diperlihatkan Gubernur merupakan contoh nyata tentang bagaimana seorang pemimpin mengelola wewenang dengan hati, menjaga integritas, serta tetap dekat dengan masyarakat.
“Terkhusus bagi generasi muda Toraja, saya berharap mereka membangun karakter kepemimpinan seperti Pak Jenderal,” tegas Ignas. “Beliau punya kualitas yang layak dijadikan teladan oleh siapa pun yang ingin berjuang membawa perubahan.”
Pertemuan singkat itu mungkin hanya berlangsung dalam hitungan jam, namun bagi Ignas, pengalaman tersebut kembali menguatkan pandangannya: bahwa seorang pemimpin besar bukan hanya diukur dari jabatan yang disandang, tetapi dari cara ia memberi pengaruh dan membentuk karakter orang-orang di sekelilingnya.







