MANADO, SULAWESION.COM – Gizi menjadi salah satu pondasi utama mendukung tumbuh kembang anak. Terlebih, saat di masa usia sekolah yang merupakan periode emas perkembangan fisik dan kognitif.
Menyadari peran penting gizi dalam pendidikan, Tim Dosen dari dua Universitas di Manado berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk Literasi Gizi Kebun Sekolah atau SI GEBUK di Sekolah Alam Manado pada awal bulan lalu.
Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian akademisi terhadap kondisi gizi siswa sekolah dasar. Sekaligus upaya meningkatkan literasi gizi di lingkungan pendidikan dengan pendekatan yang aplikatif dan menyenangkan.
PKM ini dipimpin oleh Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat UNIMA
Rakhmawati Agustina, S.KM., M.P.H didampingi oleh dua anggota tim, Dosen Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi UNIMA Merriam Modeong, M.Pd dan Dosen Ilmu Gizi UMMA, Dian Agnesia S.Gz, M.P.H.
Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat UNIMA Rakhmawati Agustina, S.KM., M.P.H mengatakan, gerakan Literasi Gizi Kebun Sekolah sebagai ikhtiar akademisi dalam penguatan literasi gizi yang mengintegrasikan edukasi dengan praktik langsung melalui kebun sekolah.
“SI GEBUK adalah program jangka panjang. Perlu adanya edukasi dengan baik dan butuh keterlibatan aktif guru dan siswa yang menjadi kunci keberhasilan,” kata Rakhmawati, Rabu (30/7/2025).

Ia menjelaskan, perlu adanya pemahaman dasar mengenai zat gizi makro dan mikro, zat gizi bagi tubuh, serta berbagai masalah gizi yang sering dialami anak usia sekolah.
“Berbagai masalah gizi yang sering kita dengar dialami anak usia sekolah. Seperti, kekurangan zat besi, anemia, hingga kelebihan berat badan. Nah, ini sebenarnya harus adanya penguatan literasi gizi dan butuh keterlibatan aktif guru dan siswa,” jelasnya.
Disamping itu, Dosen Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi UNIMA Merriam Modeong, M.Pd mengajak para guru dan fasilitator sekolah untuk memahami berbagai pendekatan pedagogis yang dapat digunakan untuk mengajarkan materi gizi kepada siswa secara menyenangkan.
” Seperti lewat metode ceramah interaktif, permainan edukatif, hingga penggunaan alat peraga sederhana diperkenalkan sebagai media pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami dan mengingat informasi gizi,” bebernya.
Sementara itu, Dosen Ilmu Gizi UMMA, Dian Agnesia S.Gz, M.P.H. berharap agar selalu menyusun rencana menu makanan seimbang berdasarkan kebutuhan gizi anak, dengan memperhitungkan harga bahan makanan lokal, serta ketersediaan bahan dari kebun sekolah.
“Kegiatan ini bertujuan agar sekolah dapat mandiri dalam menyediakan makanan sehat melalui kantin atau program makan bersama, dengan porsi dan nilai gizi yang sesuai,” katanya.
Melalui Gerakan SI GEBUK, kata Dian m, TIM PKM BIMA berharap Sekolah Alam Manado dapat menjadi sekolah percontohan dalam mengintegrasikan edukasi gizi dengan praktik nyata, khususnya melalui pemanfaatan kebun sekolah sebagai sumber pangan sehat dan edukatif.
“Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pemahaman gizi di kalangan siswa dan guru, tetapi juga menumbuhkan kebiasaan makan sehat yang berdampak jangka panjang bagi kesehatan anak-anak. Tentunya, dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan,” tukansya.







