MANADO, SULAWESION.COM – Setelah dibuka oleh Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Steven O.E Kandouw, pagelaran festival Bunaken 2022 turut dilangsungkan dengan berbagai atraksi.
TNI Angkatan Laut (AL) Dantantamal VIII Manado
turut menurunkan armada kapal perang. Selain itu dilanjutkan dengan kapal pariwisata dan perahu ketinting nelayan setempat dengan rute lintasan laut depan Malalayang Beach Walk, Kota Manado, Rabu (02/11/2022).
Selain itu Festival Bunaken 2022 menampilkan sebanyak 300 perempuan Sulut berpakaian kebaya yang diinisiasi oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulut dan Organisasi Pertiwi Indonesia dalam parade Kebaya Go To UNESCO yang berjalan dari Monumen Coelacanth, Bahu Mall, hingga sampai di Malalayang Beach Walk.
Parade Kebaya Nusantara Go To UNESCO dengan jargon “Marijo Torang Pake Kebaya” ini juga merupakan ajang promosi kebudayaan dalam mempertahankan warisan bangsa.
Staf Ahli Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif RI Joshua Simanjuntak menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya Festival Bunaken 2022 tersebut.
“Kegiatan ini diharapkan berdampak terus ke masyarakat, Tuhan sudah memberi ke masyarakat Sulut sebuah taman nasional dasar laut yang luar biasa,” ucap Joshua Simanjuntak.
Beliau kemudian membeberkan jika Taman Laut Bunaken turut berdampak pada Travel Tourism Indeks 2021 yang menempatkan Indonesia pada peringkat 32 dengan membawahi Malaysia dan Thailand.
Sementara itu, Lanna Kuntjoro Togas selaku Ketua Tim Nasional UNESCO mengatakan kebaya merupakan warisan bangsa yang harus terus dilestarikan sampai kapanpun.
“Saat ini kebaya mendapat perhatian dari masyarakat. Kebaya tidak hanya menyangkut fashion, melainkan terdapat nilai budaya Indonesia yang sangat mahal di mata dunia,” kata Lanna.
Menurutnya, telah berbagai langkah telah dilakukan pemerintah, pemerhati budaya dan berbagai komunitas guna mendorong dalam rangka mempromosikan kebaya nasional dan agar kebudayaan kebaya ditetapkan sebagai hari Kebaya Nasional.
Selain itu, pihaknya terus mendorong dan mengawal agar kebaya masuk dalam kategori UNESCO yang diharapkan bisa menjadi ikon dunia.
Di tempat sama, Ketua Tim Penggerak PKK Sulut Rita Tamuntuan dalam sambutannya mengatakan perempuan Indonesia diharapkan menjadi tonggak dalam pelestarian budaya kebaya.
“Sudah menjadi kewajiban kita semua untuk mencintai dan menjaga budaya yang kita miliki. Kita kaum perempuan dituntut untuk menjadi trigger dalam kemajuan bangsa Indonesia, kebaya menjadi jati diri perempuan-perempuan Indonesia,” kata Tamuntuan.
Turut hadir Forkopimda Sulut, Wali Kota Manado Andrei Angouw, Ketua DPRD Sulut dan Sekretaris TP PKK Devi Kartika Tanos.