Resmi Daftar Calon DPD RI Dapil Sulut, Abid Takalamingan: Saya Berjuang Sampai Titik Darah Penghabisan

Abid Takalamingan SSos (kemeja merah, memegang mic) saat melakukan orasi politiknya di pintu gerbang KPU Sulut, Jumat (12/5/2022). (Foto: Adi Sururama)

MANADO, SULAWESION.COM – Putra Nusa Utara Abid Takalamingan SSos secara resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon (Balon) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Sulawesi Utara (Sulut) di KPU Sulut, Jumat (12/5/2023) sore.

Sosok yang kerap disapa Aba ini, saat melakukan pendaftaran didampingi langsung istri tercinta, para sahabat dan pendukungnya.

Bacaan Lainnya

Dalam orasi politiknya di pintu gerbang KPU Sulut, Takalamingan menyampaikan bahwa sesuai berita acara berkasnya dinyatakan lengkap dan sudah sesuai prosedur.

“Kami berterima kasih kepada KPU dan Panwas yang menerima kami sangat baik seperti teman yang lain,” ucap Takalamingan.

Takalamingan menegaskan akan berupaya semaksimal mungkin dalam pertarungan di Pemilu 2024 untuk mendapatkan kursi di senayan.

“Ini memberikan semangat untuk saya berjuang sampai titik darah penghabisan,” tegas Takalamingan.

Takalamingam kemudian menyentil terkait pidato yang disampaikan oleh orang tertentu perihal “kandidat calon boneka”.

Menurutnya boneka memiliki tiga spesifikasi yang tidak seharusnya dianalogikan seperti manusia.

“Ada yang berpidato bahwa ada kandidat calon yang boneka. Boneka itu menurut saya pertama tidak tahu berpikir, kedua tidak bisa berbicara dan ketiga tidak tahu bekerja,” sentilnya.

Lanjut Takalamingan, politik itu katanya, yaitu bagaimana mencapai kekuasaan dengan tangan-tangan orang lain.

“Siapapun yang memimpin adalah orang-orang yang dipercaya orang lain,” katanya.

Takalamingan kembali menegaskan bahwa urusan politik jangan pernah mengklaim mewakili identitas keagamaan tertentu, agama jangan dimurahkan sebab agama itu mahal, dan jangan menjual identitas untuk mencapai kepentingan pribadi.

Takalamingan bertujuan untuk membesarkan dan memajukan Provinsi Sulut lewat DPD Wakil Provinsi untuk duduk di senayan.

“Dengan kata lain, kalau mereka memfitnah itu adalah gambaran ketakutan,” pungkasnya. ***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *