Santan Kelapa Sulawesi Utara Mendunia

 

MANADO, SULAWESION.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) yang dinahkodai Gubernur Olly Dondokambey SE bersama Wakil Gubernur Drs Steven Kandouw (OD-SK) dengan berbagai kebijakan terus meningkatkan nilai ekspornya.

Hal ini terbukti dengan peningkatan ekspor komoditas pertanian ke manca negara. Volume ekspor santan kelapa mencapai 2.606 Ton dengan nilai Rp50,8 Miliyar.

Ekspor santan kelapa Sulut meliputi tujuh negara, di antaranya China, Thailand, Vietnam, Prancis, Jerman, Netherland, dan Australia.

Selain sektor pertanian, agenda penting OD-SK yaiti terus menggenjot ekspor dari sektor perikanan.

Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS Sulawesi Utara (Sulut) Asim Saputra menyampaikan perkembangan indeks ekspor/impor Sulut melalui Zoom Meeting, Rabu (1/3/2023).

Asim Saputra menyampaikan pada Februari 2023 indeks harga konsumen dilihat dari inflasi month to month (mtm) Kota Manado menempati urutan ke-9 inflasi di pulau Sulawesi dan urutan ke-74 secara nasional, sedangkan secara year on year (yoy) menempati urutan ke-11 di Pulau Sulawesi dan urutan ke-80 secara nasional. Penyumbang inflasi terbesar secara mtm yaitu ikan cakalang/ikan sisik sebesar 0,1241 persen, dan secara yty yaitu bensin sebesar 0,9775 persen.

Nilai tukar petani atau NTP Sulut pada bulan Februari 2023 naik 0,81 persen dan menjadi 105,63 persen dibandingkan dengan bulan Januari yang masih 104,78 persen. Sedangkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian atau NTUP  mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen dari nilai 103,77 persen di bulan Januari menjadi 104,37 persen di bulan Februari 2023.

Asim Saputra kemudian memaparkan tentang perkembangan pariwisata di Sulut bulan Januari, dimana wisatawan manca negara yang datang didominasi oleh warga Tiongkok sebanyak 293 orang (36,44 persen), Singapura 113 orang (14,05 persen), Amerika 44 orang (5,47 persen), dan Jerman 41 orang (5,10 persen).

Dan untuk hasil data transportasi udara, jumlah penumpang yang berangkat mengalami peningkatan 11,07 persen dari 52.915 orang pada Desember 2022 menjadi 58.771 orang pada Januari 2023.

Dari segi perkembangan ekspor dan impor, neraca perdagangan Sulut pada Januari 2023 mengalami surplus senilai US$ 60,17 juta. Dimana komoditas ekspor nonmigas terbesar masih didominasi lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) senilai US$ 46,07 juta atau 59,18 persen dari total ekspor. Sedangkan untuk komoditas ekspor terbesar adalah bahan bakar mineral (HS 27) senilai US$ 14,26 juta atau 80,64 persen dari total impor.

Ketua BPS Sulut juga menyampaikan luas panen dan produksi padi pada tahun 2022, luas panen padi mencapai sekitar 58,20 ribu hektar dengan produksi sebesar 243,73 ribu ton GKG. Dan jika dikonversikan menjadi beras maka produksi beras pada 2022 mencapai 136,36 ribu ton.

Rilis tersebut turut dihadiri oleh Jajaran BPS Sulut, Pejabat terkait di lingkungan Pemprov Sulut dan stakeholder terkait lainnya.

(Noufryadi Sururama)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *