Steven Kandouw Soroti Keberlanjutan Pasokan Pangan di Sulut

Rapat koordinasi (rakor) Pembangunan Pertanian dan Peternakan di Provinsi Sulut Tahun Anggaran 2024 di Hotel Three Manado, Jumat 13 September 2024. (Foto: Youngky/penamanado.com)

MANADO, SULAWESION.COM – Pertanian dan peternakan harus digalakkan di Sulawesi Utara (Sulut). Pasalnya, beberapa tahun ke depan, dua sektor itu terancam mengalami krisis pangan.

“Sektor pertanian sangat krusial. Betul-betul harus underline. Masalah ketersediaan, masalah sustainability (keberlanjutan) pasokan. Saya yakin dan percaya tidak lama lagi dua tahun ke depan dunia alami krisis pangan,” ungkap Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw.

Bacaan Lainnya

Hal ini diungkapkan Kandouw saat memberikan arahan dalam rapat koordinasi (rakor) Pembangunan Pertanian dan Peternakan di Provinsi Sulut Tahun Anggaran 2024 di Hotel Three Manado, Jumat (13/9/2024).

Menurut Kandouw, krisis pangan tersebut arahnya sudah mulai nampak. Ini terlihat dari inflasi yang terjadi di Sulut, seperti beras, rica (cabe), dan komoditas lainnya terjadi kenaikan harga. Bahkan, kata wagub, daging babi harganya masih terbilang tinggi.

“Inflasi kalau naik satu persen saja akan berbanding lurus dengan kemiskinan, dan pengangguran,” kata Kandouw, seraya menambahkan daging babi harganya masih terbilang tinggi.

Di sisi lain, Kandouw mengapresiasi para penyuluh dan pihak pertanian yang terkait. Sebab, Sulut alami surplus ketahanan pangan.

“Anda ini adalah aktor utama, pemegang kunci untuk ketahanan pangan di Sulawesi Utara,” tuturnya.

“Paling sangat berjasa untuk surplus beras dari lubuk hati paling dalam bapak ibu. Terima kasih bapak ibu,” sambungnya.

Kendati demikian, Kandouw meminta bagi mereka yang telah menjadi pejuang pertanian dan peternakan di Bumi Nyiur Melambai, agar memberikan pemahaman untuk petani.

“Penyuluh juga harus mampu beri pendampingan kepada para petani dari aspek literasi ekonomi dan digitalisasi,” pintanya.

Ditambah Kandouw, literasi penting dilakukan agar petani di Sulut ikut paham dalam hal menjaga uang.

Ia mengharapkan agar petani tidak cepat menghabiskan uang, harus ada rekening bank. Sebab, saat ini sudah mengarah ke non tunai.

“Di mana-mana sudah mulai dilakukan secara cash less (tanpa uang tunai). Petani akan bingung dengan transaksi seperti itu,” harapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Daerah Sulut, Nova Pangemanan mengatakan, pesan dari wagub diharapkan para peserta turut termotivasi.

“Pesan-pesan pak wagub ini sangat efek yang positif untuk pembangunan pertanian dan peternakan di Sulut,” katanya seraya menambahkan hal ini untuk peningkatan sumber daya manusia (sdm) di lingkup pertanian dan peternakan Sulut.

“Semoga tahun depan akan ketambahan kompensasi untuk penyuluh selaku pejuang di lapangan,” pungkasnya.

Adapun peserta yang hadir sebanyak 300 orang dari kabupaten/kota se-Sulut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *