MAROS,SULAWESION.COM- Ratusan warga dan pedagang mengelukan Calon Bupati Maros nomor urut 2, Chaidir Syam saat melakukan blusukan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Labuang, Sabtu (2/11/2024).
Selain datang untuk menyapa warga, Chaidir juga ingin memastikan sejumlah fasilitas pelelangan yang ia bangun selama masa jabatannya masih berfungsi dengan baik.
“Kita sudah lakukan perluasan dan perbaikan dan karena itu kapasitas ikan masuk bisa dari 20 sampai 25 ton perhari. Perputaran uangnya dari 600 sampai Rp 700 juta perhari. Seblmnya hanya 200jutaan,” kata Chaidir.
Chaidir menyebut, TPI Labuang saat ini semakin berkembang dengan peningkatan sarana dan inovasi program yang dijalankan oleh pihak pengelola.
“Tahun lalu kami menggelontorkan anggaran sebesar Rp 2,5 miliar untuk perbaikan sarana di sini. Hasilnya kita bisa lihat sendiri, pelelangan kita semakin ramai,” sebutnya.
Sementara itu, kepala UPTD TPI Labuang, Burhanuddin mengatakan, selama tiga tahun terakhir ini sangat banyak kemajuan yang terjadi di Pelelangan itu.
“Karena adanya perluasan area lokasi penjualan yang dulunya kumuh, sekarang ini sudah ada 270 pedagang dari yang dulu hanya 87 orang saja,” sebutnya.
Hal itu, kata dia, berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sektor retribusi dari yang hanya Rp 1 juta perhari, kini sudah mencapai Rp 3 juta perhari.
“Dulu PADnya mentok di angka Rp 500 juta, sekarang sudah 900 jutaan pertahun. Tahun depan kita target sudah tembus di Rp 1 miliar,” paparnya.
Tidak hanya pedagang ikan yang meningkat, jumlah pedagang ikan keliling juga bertambah dua kali lipat dari hanya 200 orang, kini mencapai 400 orang.
“Pagandeng ikan kita itu dulu cuma 200 orang sekarang sudah 400. Apa lagi dulu banyak orang yang dirumahkan saat Covid, nah mereka banyak jadi pedagang ikan di sini,” lanjutnya.
Di sisi pelayanan, kata dia, pengelola TPI bahkan mampu membuat inovasi dengan membuat layanan penjualan ikan secara daring yang menjadi satu-satunya di Indonesia.
Bahkan saat ini, hampir seluruh pedahang sudah bisa melayani transaksi non tunai dengan menggunakan Qris.
“Kita buat inovasi dengan membuat lelongku.id untuk penjualan ikan online dan sudah jalan selama 2 tahun. Awalnya kurir kita hanya 2 orang sekarang sudah 8 orang karena transaksi terus meningkat,” ucapnya.
Untuk peningkatan nilai jual pembudidaya lokal, pihak pengelola TPU juga memberikan skala prioritas pada petambak untuk menjual sendiri ikannya di Pelelangan.
Sementara di sektor keamanan, TPI juga sudah dilengkapi dengan pemantauan CCTV 24 jam di sejumlah titik rawan. “dulu kita sering kecurian, sekarang tidak lagi setelah kita pasanga 8 cctv,” terangnya.
Meski demikian, pihak pengelola masih mengeluhkan akses jalan yang sempit. Namun, saat ini pemerintah sedang berusaha melakukan pembebasan lahan untuk pembuatan jalan baru.
“Keluhan kita hanya di akses jalan. Tapi Pemerintah sudah berusaha dengan melakukan upaya pembebasan lahan. Nanti jalan masuk dan keluar lelong ini sudah terpisah,” pungkasnya.