MAROS,SULAWESION.COM— Pemerintah Kabupaten Maros melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Maros menggelar Lomba Menulis Essai Tingkat SMA/SMK/MA Se Kabupaten Maros. Puncak acara digelar di Aula Literasi Perpustakaan Daerah Maros, Kamis (20/10/2022).
Lomba menulis Essai tingkat SMA/SMK/MA Se Kabupaten Maros ini mengangkat tema “Budaya Maros yang Tak Lekang Oleh Zaman”. Ini juga sebagai upaya memperkenalkan naskah kuno dan budaya daerah kepada anak-anak generasi penerus.
Sekretaris Daerah (Sekda) Maros, Andi Davied Syamsuddin yang hadir langsung membuka kegiatan mengungkapkan, kegiatan ini menjadi kesempatan yang baik untuk mengetahui karya anak-anak kita. Semua warisan kekayaan dan budaya karya intelektual yang terekam dalam naskah kuno maupun jejak sejara, tidak akan bermakna jika tidak diinformasikan dan didayagunakan.
“Apa yang dihasilkan dari kegiatan ini dapat memberikan usul, saran dan masukan. Serta sebagai sumber dokumentasi kepada para pihak tentang pentingnya menulis dan melakukan pelestarian budaya dan dokumenter milik daerah sebagai penopang peradaban bangsa,” ungkapnya.
Ia menambahkan, inovasi perlu dilakukan. Antara lain, mengalih media, mengalih bahasa, bahkan menyalin kembali dalam bentuk tulisan. Tulisan ini kemudian yang akan menjadi informasi sebagai ilmu pengetahuan. Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan kemampuan masyarakat.
“Kita semua bersyukur, kita punya keberagaman suku dan bahasa yang begitu majemuk dan heterogen. Budaya yang sungguh luar biasa, kebanggaan yang tak ternilai dan harus kita kenalkan kepada generasi muda kita,” sebut Davied.
Sementara itu, Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Maros, Amiluddin mengungkap, membaca dan menulis adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kegiatan tersebut selain memperkenalkan warisan budaya, juga sekaligus meningkatkan minat menulis dan membaca generasi muda.
“Ini juga salah satu program perpustakaan nasional yang menganjurkan seluruh dinas perpustakaan kabupaten/kota di seluruh Indonesia untuk aktif menjalankan kegiatan membaca dan menulis. Kondisi saat ini dengan ketersediaan buku yang masih tergolong kurang akan dibantu dengan lomba-lomba seperti ini. Secara tidak langsung akan melahirkan panulis-penulis baru di Maros,” ucapnya.
Berdasarkan data Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Maros, Amiluddin menyebutkan Indeks Keterampilan Membaca (IKM) masih berada diangka aman. IKM di Kabupaten Maros berada diangka 57,95 persen.
“Berbeda dengan Indeks Pembangunan Literasi (IPL). IPL di Kabupaten Maros tergolong rendah, berada diangka 24,55%. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya masih diangka 15%,” jelasnya.
Tulisan yang dimasukkan pada lomba menulis essai ini telah berlangsung sejak 26 September hingga 6 Oktober 2022. Panitia melalui dewan juri melakukan penilaian sesuai kaidah-kaidah penulisan. 3 dewan juri yang dimaksud tersebut merupakan, Seniman, Budayawan dan akademisi.
“Juara pertama diraih dari SMAN 5 Maros dengan hadiah Rp1,5 juta. Juara kedua dari Pesantren Hj Haniah dengan hadiah Rp1 juta. Juara ketiga, harapan satu dan dua, dari SMAN 1 Maros dengan hadiah masing-masing Rp750 ribu, Rp500 ribu dan Rp250 ribu,” pungkasnya.