MAROS,SULAWESION.COM- Krisis air telah melanda Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Mandai selama lebih dari sepekan di Desa Pattontongan, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros.
Kondisi ini terjadi karena sumber air baku di aliran sungai Leko Pancing yang berada di Kecamatan Tompobulu mengalami penurunan signifikan. Bahkan bisa dibilang tidak ada air yang mengaliri bendungan tersebut.
Hal ini diungkapkan Bupati Maros, Chaidir Syam saat memantau tempat penampungan air atau reservoir PDAM Mandai pada Rabu (4/10/2023).
Menurutnya, kondisi saat ini sangat kritis, dengan reservoir atau tempat menampung cadangan air membutuhkan waktu 3 sampai 4 hari untuk penuh, tetapi air hanya dapat mengalir selama satu jam.
“Kita melihat kondisinya, memang masih ada air masuk, tapi menunggu reservoir penuh memakan waktu 3-4 hari baru bisa dinyalakan lagi mesinnya untuk menyuplai air, dan itu hanya bisa bertahan 1 jam saja,” ujarnya.
Situasi ini tentunya sangat memengaruhi 6614 pipa sambungan yang tergantung pada IPA Mandai.
Chaidir berharap masyarakat dapat memahami bahwa sumber air baku telah menipis, dan pihaknya telah melakukan penyaluran bantuan air bersih di beberapa wilayah yang terdampak. Meskipun demikian, bantuan tersebut tidak mencakup seluruh wilayah yang terdampak.
“Kami sebagai pemerintah daerah sudah menyalurkan mobil-mobil tangki air untuk masyarakat yang terdampak. Kita juga telah membentuk satgas krisis air gabungan,” katanya.
Chaidir juga berharap agar musim kemarau segera berakhir sehingga kondisi ini dapat membaik. Di samping IPA Mandai, IPA di Kecamatan Turikale juga mengalami masalah serupa karena air sungai yang menjadi sumber air baku sudah asin. IPA Turikale saat ini mendapatkan dukungan dari IPA Bantimurung untuk menjaga pasokan air di wilayah tersebut.
Sementara itu, Kepala Bagian Teknis PDAM Maros, Rajab, menjelaskan bahwa IPA Bantimurung masih mampu mengalirkan air untuk 4 kecamatan, yakni Bantimurung, Simbang, Lau, Turikale, dan beberapa wilayah di Bontoa.
“IPA Bantimurung masih bisa mengalirkan 120/detik dan prediksi kita sesuai debit bendung masih bisa bertahan sekitar 1 bulan lebih,” terangnya.
Prediksi mereka adalah bahwa pasokan air akan cukup untuk sekitar satu bulan lagi, sesuai dengan debit bendung yang tersedia.
“Meskipun pemerintah daerah telah berupaya menyediakan bantuan air bersih, kondisi ini tetap merupakan tantangan serius bagi masyarakat Maros yang bergantung pada PDAM Mandai dan IPA Turikale untuk pasokan air bersih mereka. Semua berharap agar hujan segera datang untuk mengakhiri krisis air ini,” tutupnya.