Panen Raya di Maros Baru, Jokowi Target Surplus di Sulsel 2 Ton

Presiden Jokowi bersama rombongan saat melakukan panen raya di Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan (FOTO : IST)

MAROS,SULAWESION.COM- Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Kementerian Pertanian (Kementan), Syahrul Yasin Limpo melakukan panen raya padi di area persawahan Kelurahan Bajipamai, Kecamatan Maros Baru, Sulawesi Selatan pada Kamis, (30/3/2023).

Kedatangan Presiden disambut gembira puluhan petani. Terlihat juga Bupati Maros, Chaidir Syam selaku kepala pemerintahan menghadiri acara panen raya.

Bacaan Lainnya

Presiden menyampaikan, meskipun sempat terkena banjir, produktivitas pertanian di Maros yang menggunakan bibit padi hibrida Inpari 32 masih cukup tinggi.

“Produksi lahan pertanian di Maros cukup baik jika dibandingkan daerah lain. Lahan pertanian di Maros Baru ini katanya, dapat menghasilkan 5,5 ton padi per hektare. Panen raya di sini (Maros) surplus. Hasilnya yang sulrplus bisa di bawa ke provinsi lainnya,” katanya.

Bahkan Presiden optimis hasil panen di Maros Baru masih bisa meningkat.

“Tapi kan sawah disini sudah terandam dua kali sehingga menurunkan produksinya,” ucapnya.

Mantan Wali Kota Solo itu juga menargetkan surplus di Sulsel bisa mencapai 2 juta ton.

Tak hanya itu, ia juga berharap Penggilingan Padi Modern / Modern Rice Milling Plant bisa segera dibangun di Sulsel.

“Semua pasti dibangun, saat ini baru ada di Sumatera, dan ada juga di Jawa,” tutupnya.

Terkait ketersediaan pupuk, Kata Presiden, bahwa hal tersebut tengah menjadi kendala di semua negara. Namun, Presiden telah memerintahkan kepada Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan kecukupan suplai pupuk bagi para petani.

“(Masalah) Pupuk di semua negara, problemnya tidak hanya di negara kita, semua negara problem karena Rusia sama Ukraina sebagai produsen pupuk terbesar baru perang. Jadi memang, baik sebagai eksportir pupuk maupun eksportir bahan baku pupuk dari sana, itu yang menjadi problem. Tapi kemarin rapat terakhir Mentan akan mencarikan solusi,” kata Presiden dikutip dari rilis Sekretariat Kabinet RI.

Sementara itu, dari data Kementan, berita terbaru dari Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan bahwa wilayah ini tetap menjadi lumbung pangan beras terbesar di kawasan Indonesia Timur.

Menurut data ATAP tahun 2022, Sulawesi Selatan memproduksi 3,08 juta ton beras, yang merupakan penghasil beras terbesar ke-4 di Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Produksi beras tahun 2022 mengalami kenaikan sebanyak 154,7 ribu ton atau 5,29% dari produksi beras tahun 2021.

Panen raya di wilayah Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Maros pada bulan Maret, diprediksi menghasilkan produktivitas rata-rata sebesar 5,2 ton per hektar dengan total areal panen seluas 12.420 hektar.

Kabupaten Maros menjadi salah satu sentra penyumbang stok beras nasional khususnya di Sulawesi Selatan. Di tengah panen raya tersebut, Kelompok Tani Sipattuju berhasil memanen hamparan seluas 40,8 hektar dengan prediksi produktivitas di atas 7 ton per hektar, atau dengan produksi mencapai 285,6 ton.

Kondisi ini tentunya memberikan kabar gembira bagi petani beras di Sulawesi Selatan dan Indonesia secara keseluruhan, karena peningkatan produksi beras akan membantu memenuhi kebutuhan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor beras dari luar negeri.

Diharapkan, upaya untuk meningkatkan produksi beras di Sulawesi Selatan terus dilakukan untuk menjaga stabilitas pasokan beras di Indonesia.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *