MAROS,SULAWESION.COM – Yayasan BaKTI sukses menyelenggarakan lokakarya terkait layanan publik inklusif dan evaluasi administrasi kependudukan di Kabupaten Maros, pada Selasa (1/10/2024).
Acara yang berlangsung di Kafe Alfayyad Maccopa ini melibatkan berbagai pihak yang aktif dalam pelaksanaan program tersebut.
Lusiana Palulungan, Program Manager Yayasan BaKTI, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Program INKLUSI yang didukung oleh Pemerintah Australia. Program tersebut bertujuan untuk melanjutkan upaya Indonesia dalam memajukan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, pemenuhan hak penyandang disabilitas, inklusi sosial, serta penguatan masyarakat sipil.
“Program INKLUSI mencakup pengalaman dan pembelajaran pembangunan berbasis masyarakat, pemberdayaan perempuan, dan inklusi sosial, yang berkontribusi terhadap perencanaan pembangunan yang lebih adil dan merata,” ujar Lusiana.
Di Kabupaten Maros, 12 desa telah membentuk kelompok konstituen yang masing-masing terdiri dari 10 anggota.
Kelompok ini memainkan peran penting dalam memastikan efektivitas dan keberlanjutan program pembangunan yang inklusif. Keberhasilan program di 12 desa tersebut dijadikan percontohan bagi desa lainnya.
Salah satu capaian penting dalam program ini adalah pelayanan administrasi kependudukan (adminduk) yang telah menjangkau 5.000 warga dalam sepekan terakhir. Maros menjadi kabupaten pertama yang berhasil memenuhi seluruh target inklusi yang ditetapkan Yayasan BaKTI di antara tujuh kabupaten/kota yang terlibat dalam program ini.
“Maros berhasil menjadi yang pertama mencapai target, di antara tujuh kabupaten/kota yang terlibat dalam program ini,” ungkap Lusiana, seraya berharap kabupaten lain dapat mengikuti langkah Maros.
Program INKLUSI ini direncanakan akan berlanjut hingga akhir tahun 2024, dengan tahap pertama berlangsung hingga Juli 2025.
Lokakarya ini juga menghadirkan narasumber dari berbagai bidang, seperti Syarif, Koordinator perDIK, Muhammad Idrus, Kepala Dinas PMD Maros, serta Noor Alim, Kepala Disdukcapil Maros.