SULAWESION, AMURANG — Suasana hangat dan khusyuk menyelimuti Gedung Pertemuan Waleta, Kabupaten Minahasa Selatan, Sabtu siang (29/11). Ratusan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Se-Minahasa Selatan berkumpul untuk menghadiri puncak Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) bertajuk “The Living Hope: Nubuatan-Nubuatan dalam Alkitab.”
Dalam kegiatan Sa-BAT yang menjadi puncak rangkaian rohani tersebut, Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Dr. Johannes Victor Mailangkay, SH, MH, hadir mewakili Gubernur Sulut.
Dengan nada penuh apresiasi, Mailangkay menyampaikan pesan pemerintah provinsi mengenai pentingnya memperkuat kehidupan iman, kebersamaan, dan persatuan di tengah masyarakat Sulawesi Utara yang majemuk.
Kehadiran tokoh-tokoh penting turut menambah kesyahduan acara, termasuk Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene, SE, serta Ketua GMAHK Konferens Minahasa Pr. Benny Ole, MFil, yang membawahi wilayah Minahasa, Tomohon, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, hingga bakal Kota Langowan.
Dalam pantauan BAT/BeATe, momen yang paling menyentuh adalah ketika Ketua GMAHK Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur (UKIKT), Pr. Ronald Rantung, MMin, menyampaikan amanat Firman Tuhan.
Dengan gaya tutur yang teduh namun tegas, ia menyoroti makna Natal yang bukan hanya perayaan kelahiran Kristus, tetapi juga harapan akan kedatangan-Nya kembali.
“Hidup dalam Kristus: Natal Kristus adalah jaminan Advent Kristus,” ujar Pr. Rantung sambil melempar senyum kepada jemaat yang menyimak khidmat.
Selain itu, ia menegaskan pentingnya menerapkan nilai 3K — Kebersamaan, Keterbukaan, dan Ketaatan, sebagai fondasi kehidupan iman dan sosial.
Acara puncak KKR ini tidak hanya menjadi perayaan rohani, tetapi juga ruang perjumpaan dan penguatan hubungan antarjemaat dan pemerintah.
Kehadiran pejabat, tokoh agama, dan umat dari berbagai wilayah menunjukkan bahwa pesan pengharapan dan persaudaraan tetap menjadi tali yang mengikat masyarakat Sulawesi Utara.
Di Amurang siang itu, gema pujian, doa, dan pesan Natal bergema selaras: mengingatkan bahwa harapan yang hidup (The Living Hope) bukan sekadar slogan, tetapi undangan untuk berjalan bersama dalam damai, ketulusan, dan iman yang terus bertumbuh.







