SULAWESION,AIRMADIDI — Kamis siang (27/11/2025), suasana di RSU GMIM Tonsea, Airmadidi, tampak lebih ramai dari biasanya. Di salah satu bangsal perawatan, para siswa SMP Negeri 2 Airmadidi yang menjadi korban dugaan keracunan makanan duduk beristirahat sambil ditemani keluarga. Di tengah aktivitas itu, Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Victor Mailangkay, hadir untuk menjenguk dan memastikan kondisi mereka.
Sebagai Ketua Satuan Tugas Percepatan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) Sulut, Victor mendatangi para korban satu per satu. Dalam dialog singkat, para siswa menceritakan kembali keluhan yang mereka alami—mulai dari pusing, sakit perut, hingga gangguan pencernaan—yang muncul tak lama setelah mengonsumsi menu MBG pada Rabu kemarin. Meski begitu, sebagian besar mengaku kondisi mereka sudah mulai membaik.
“Kesehatan kalian yang utama. Walaupun sudah merasa lebih baik, tetap harus dipantau. Pastikan berkoordinasi terus dengan dokter,” pesan Victor kepada para siswa, dengan nada penuh perhatian.
Di hadapan tenaga medis yang bertugas, Victor menyampaikan bahwa kejadian ini harus menjadi peringatan serius. Ia menegaskan, pemerintah provinsi akan melakukan monitoring dan evaluasi menyeluruh, mulai dari proses awal penyediaan bahan, penyimpanan, hingga pelayanan makanan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Menurutnya, semua tahapan sudah memiliki petunjuk teknis yang jelas dan wajib dipatuhi.
“Kita berharap kasus seperti ini tidak terulang. Program MBG harus jalan, tetapi dengan pengawasan yang makin ketat,” ujarnya.
Meski kondisi para siswa sudah tertangani dengan cepat, Victor belum dapat memastikan penyebab pasti terjadinya keracunan massal itu. Namun ia mengapresiasi respons cepat pihak rumah sakit, tim MBG, serta Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara yang segera menangani para korban sejak laporan pertama masuk.
Tak berhenti di rumah sakit, Victor melanjutkan kunjungan ke dapur penyedia makanan MBG yang menyalurkan menu ke siswa SMP Negeri 2 Airmadidi. Di sana, ia memeriksa ruang penyimpanan bahan makanan, peralatan masak, hingga alur kerja para petugas. Satu per satu detail dicek, seolah memastikan tidak ada celah yang terlewat.
Sebagaimana diketahui, sebanyak 46 siswa dan lima guru mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi MBG pada Rabu, 26 November 2025. Para korban tersebar di beberapa fasilitas kesehatan, termasuk RS Hermana Lembean, RSU GMIM Tonsea, dan RSUD Maria Walanda Maramis.
Di tengah kekhawatiran orang tua dan masyarakat, kunjungan Wagub hari itu menjadi sinyal bahwa pemerintah tidak tinggal diam. Ada proses yang harus dibenahi, ada evaluasi yang harus dilakukan, dan yang paling penting—ada komitmen untuk memastikan keselamatan para siswa tetap menjadi prioritas utama.







