BLORA, SULAWESION.COM – Momentum Hari Kebangkitan Nasional ke-117 dimaknai secara mendalam oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Blora dan TNI. Upacara dan ziarah nasional digelar secara khidmat di Taman Makam Pahlawan (TMP) Wira Bhakti, Senin (20/5), sebagai wujud penghormatan terhadap para pejuang bangsa yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan serta kemajuan Indonesia.
Komandan Kodim 0721/Blora, Letkol Inf Agung Cahyono, bertindak selaku inspektur upacara sekaligus memimpin prosesi ziarah dan tabur bunga. Upacara diawali dengan penghormatan kepada arwah para pahlawan, dilanjutkan peletakan karangan bunga di tugu makam utama, serta tabur bunga di setiap pusara para pahlawan.
Letkol Agung menyampaikan bahwa semangat kebangkitan harus ditanamkan bukan hanya dalam bentuk simbolik, tetapi juga melalui aksi nyata menjaga persatuan dan memperkuat kemandirian bangsa.
“Momentum ini mengingatkan kita semua untuk tidak pernah lupa pada akar perjuangan. Para pahlawan telah mewariskan semangat pantang menyerah. Tugas kita sekarang adalah melanjutkan perjuangan itu dalam bentuk yang relevan dengan tantangan zaman,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, hadir pula Wakil Bupati Blora, Hj. Sri Setyorini, yang turut menabur bunga di sejumlah pusara, termasuk pusara pahlawan non-militer yang berjasa besar di masa pandemi. Salah satunya adalah makam dr. Hery Prasetyo, dokter umum senior RSUD dr. R. Soetijono Blora, yang gugur saat bertugas melayani pasien Covid-19.
“Pengabdian dokter Hery adalah bukti bahwa semangat kepahlawanan tak hanya milik mereka yang berjuang di medan tempur, tetapi juga mereka yang mempertaruhkan nyawa di garis depan kemanusiaan,” ucap Sri Setyorini usai prosesi tabur bunga.
Dalam amanat peringatan nasional yang disampaikan, disebutkan bahwa kebangkitan bangsa bukanlah proses instan. Seperti akar pohon yang tumbuh perlahan menembus tanah, kebangkitan sejati dibangun dari dasar kemanusiaan, keadilan, dan kerja sama seluruh rakyat.
“Dirgahayu Hari Kebangkitan Nasional ke-117. Mari melangkah bersama, dengan langkah yang tenang namun penuh keyakinan, menuju Indonesia yang lebih kuat, lebih adil, dan lebih beradab,” demikian kutipan penutup dari amanat resmi yang dibacakan dalam upacara tersebut.
Peringatan ini menjadi refleksi penting bahwa perjuangan dan pengabdian dalam segala bentuknya harus terus dikenang, diwariskan, dan dijadikan fondasi dalam membangun Indonesia yang berdaya saing dan bermartabat di kancah global.