BLORA,SULAWESION.COM – Ribuan jamaah dari berbagai penjuru tanah air diperkirakan akan memadati kawasan makam Sunan Pojok di jantung Kota Blora, Jawa Tengah. Haul Akbar Sunan Pojok 2025 akan digelar dalam nuansa religius, historis, dan penuh kebersamaan, mengenang jasa besar seorang panglima Mataram Islam yang mengakhiri hidupnya sebagai ulama penyebar Islam di Blora.
Haul yang digelar secara terbuka untuk umum, Kamis (17/7) ini menjadi momen tahunan yang tidak hanya menghadirkan kegiatan keagamaan, tetapi juga napak tilas sejarah perjuangan tokoh penting abad ke-17 yang menjadi bagian dari fondasi spiritual masyarakat Blora.
Napak Tilas Ulama-Panglima
Sunan Pojok atau yang bernama asli Abdurrohim merupakan tokoh militer dan agama yang hidup pada masa Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram Islam ketiga yang memerintah tahun 1613–1645. Ia dikenal dengan banyak gelar, seperti Pangeran Surobahu, Pangeran Sedah, Syekh Amirullah Abdurrohim, hingga Mbah Benun. Sosoknya tidak hanya dikenal sebagai pemimpin militer, tetapi juga sebagai pendakwah yang menyebarkan Islam dengan pendekatan welas asih dan kultural.
Sebagai panglima perang, Sunan Pojok memimpin ekspedisi Mataram ke Batavia melawan VOC pada 1626 dan mencatat kemenangan bersejarah. Ia juga dikisahkan dalam Babad Ngeksi Gondo dan Babad Mentawis sebagai pemadam pemberontakan di Tuban.
Namun, setelah jatuh sakit dalam perjalanan kembali ke Yogyakarta, Sunan Pojok memilih singgah di Blora. Di sanalah ia mengakhiri hidupnya dan memulai babak baru sebagai tokoh spiritual.
Meski pernah menjabat sebagai adipati dan pemegang jabatan penting lainnya, Sunan Pojok memilih meninggalkan gemerlap kekuasaan dan mengabdikan diri kepada dakwah. Ia mendirikan Masjid Agung Baitunnur, yang hingga kini masih berdiri megah di sisi barat Alun-Alun Blora.
Makam beliau kini berada di sisi selatan alun-alun, berdekatan dengan masjid, dikelilingi makam para prajurit setianya. Suasana kawasan tersebut kini ditata rapi dan sejuk, menjadi tempat ziarah religi sekaligus cagar budaya spiritual bagi masyarakat Blora dan sekitarnya.
Panitia telah menyiapkan sejumlah agenda haul yang terbuka untuk umum, melibatkan berbagai unsur masyarakat, tokoh agama, santri, pelajar, hingga pelaku UMKM.
Agenda utama Haul Sunan Pojok 2025 meliputi:
Selapanan MDS Rijalul Ansor Blora, Khotmil Qur’an Binnadri dan Buka Kelambu Makam Terbuka untuk umum, Bazar UMKM Blora, Khotmil Qur’an Bil Hifdzi, Tahlil Umum dan Doa Khotmil Qur’an, Pengajian Umum dan Blora Bershalawat
Momentum haul juga menjadi media pendidikan spiritual bagi pelajar. Sejumlah siswa dari SMK Muhammadiyah Blora dan Kunduran ikut serta dalam kegiatan ziarah dan doa menjelang haul.
“Sudah sepantasnya kami menghormati dan mendoakan beliau. Sunan Pojok adalah teladan dakwah dan perjuangan,” ujar Hanifah, siswi SMK Muhammadiyah Blora.
Hal senada disampaikan Hanum. “Generasi muda harus melanjutkan perjuangan beliau dalam menyebarkan kebaikan dan nilai Islam,” katanya.
Haul Sunan Pojok tidak hanya menjadi agenda religius tahunan, tapi juga simbol bagaimana sejarah, budaya, dan keagamaan dapat berpadu memperkuat jati diri daerah. Sosok Sunan Pojok menjadi refleksi dari pemimpin ideal—tegas di medan perang, lembut dalam dakwah, dan sederhana dalam kehidupan.
Warisan inilah yang terus dirawat masyarakat Blora melalui peringatan haul yang sarat makna.







