BLORA,SULAWESION.COM – Di sebuah auditorium berselimut hangat cahaya pagi, aroma kopi hitam menggantung di udara. Di sana, bukan hanya secangkir minuman yang tersaji-melainkan juga secercah harapan akan masa depan Blora yang lebih sejahtera, Selasa pagi, 27 Mei 2025.
Kegiatan dilaksanalam di Auditorium Iwan Ibrahim, Polres Blora, menjadi panggung dari satu misi besar yang dibungkus dalam kesederhanaan: membangun kepercayaan, bukan hanya antar pemangku kepentingan, tapi juga kepada para investor yang mengamati dari kejauhan.
Kegiatan bertajuk “Ngopi Bareng Forkopimda Blora bersama Wartawan Blora” bukan sekadar temu ramah. Di balik suasana cair dan keakraban, mengalir diplomasi sunyi yang sarat makna.
Di satu sisi, duduk Bupati Blora bersama jajaran Forkopimda—Kapolres, Dandim, dan Kajari. Di sisi lain, para pewarta dari berbagai media lokal. Perbincangan yang awalnya ringan, perlahan mengerucut pada satu hal: pentingnya narasi positif untuk membuka gerbang investasi.
“Blora punya potensi besar. Tapi potensi saja tidak cukup tanpa iklim yang kondusif, tanpa kepercayaan. Dan kepercayaan lahir dari narasi,” ujar Bupati dengan suara tenang namun penuh penekanan. Ia tidak sedang memerintah, melainkan mengundang: mengundang para jurnalis untuk menjadi mitra dalam perjalanan panjang pembangunan.
Kapolres Blora mempertegas. Baginya, keamanan dan citra adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan.
“Kalau keamanan terjaga dan berita-berita mengangkat hal-hal yang membangun, saya optimis investor akan berdatangan. Dan kalau investor masuk, otomatis lapangan pekerjaan akan terbuka lebar,” tuturnya, pernyataan itu tidak datang sebagai slogan, tapi sebagai logika kebijakan.
Yang menarik, bukan hanya satu arah narasi yang mengalir. Para wartawan pun berbicara, mengutarakan unek-unek dan harapan.
Mereka tidak hanya hadir sebagai peliput, tapi sebagai bagian dari mesin perubahan. Forum itu pun menjelma menjadi ekosistem dialog yang sehat: bukan basa-basi, melainkan saling menguatkan.
Kegiatan ini adalah refleksi bahwa membangun daerah tak cukup dengan anggaran dan rencana strategis.
Dibutuhkan kehangatan kolaborasi, saling percaya, dan komitmen bersama. Dan kadang, semua itu bisa dimulai dari secangkir kopi dan keberanian untuk saling mendengar. Hari itu, Blora tidak hanya membangun narasi. Ia membangun masa depannya.