BLORA, SULAWESION.COM — Denting bilah kayu berpadu dengan irama vokal yang merdu membalut Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora dalam suasana syahdu. Di tengah gegap gempita modernitas, suara khas musik tradisional kulintang kembali menggema—kali ini lewat tangan-tangan terampil para anggota Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Cabang Blora.
Kamis (3/7/2025), IWAPI Blora menampilkan empat lagu dalam balutan musik kulintang yang memesona. Penampilan ini menandai kebangkitan kembali grup musik kulintang IWAPI setelah sekian lama vakum. Mereka hadir tidak hanya sebagai pengusaha, tapi juga sebagai penjaga warisan budaya nusantara.
“Ini bukan sekadar pertunjukan. Ini adalah bentuk tekad kami untuk menghidupkan kembali semangat tradisi yang sempat terhenti,” ungkap Koordinator Grup Kulintang IWAPI Blora, Sri Handayani, SH., penuh semangat. “Kami latihan intensif dua minggu untuk penampilan hari ini dalam rangka Muscab V dan Pelantikan DPC IWAPI Kabupaten Blora periode 2025–2030.”
Kulintang, alat musik tradisional dari Minahasa, Sulawesi Utara, bukan hanya sekadar alat musik. Ia adalah simbol kekayaan budaya Indonesia Timur yang kini jarang terdengar di Pulau Jawa. IWAPI Blora menjadikan instrumen ini medium untuk mempertemukan semangat perempuan pelaku usaha dengan misi pelestarian budaya.
Tak hanya tampil sendiri, grup ini mendapat dukungan istimewa dari Ketua TP PKK Kabupaten Blora, Hj. Ainia Sholichah, SH., M.Pd.AUD., M.Pd.BI., yang turut menyumbangkan suaranya membawakan lagu legendaris “Gambang Suling” bersama iringan musik kulintang.
“Saya merasa terhormat bisa ikut menyanyikan lagu daerah bersama musik kulintang. Ini bentuk cinta kita terhadap warisan budaya,” ujar Ainia.
Bahkan, Ainia mengusulkan kepada Bupati Blora agar grup musik kulintang IWAPI tampil dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia mendatang. Usulan itu langsung disambut antusias oleh Bupati Blora, Dr. Arief Rohman.
“Luar biasa. Di tengah kesibukan mereka sebagai pelaku usaha, masih menyempatkan waktu untuk menghidupkan musik tradisional. Tentu kami dukung penuh tampil di HUT ke-80 RI,” ujar Bupati.
Selain pertunjukan kulintang, IWAPI Blora juga menampilkan paduan suara dan tarian “last dance”, yang semakin memperkaya suasana budaya dalam kegiatan yang turut dihadiri perwakilan GOW, OPD, dan DPD IWAPI Jawa Tengah.
Kehadiran musik kulintang di Blora bukan hanya memperindah ruang, melainkan mengisi ulang kesadaran kolektif akan pentingnya merawat akar budaya. IWAPI Blora membuktikan bahwa perempuan tak hanya bisa memimpin usaha, tapi juga menjadi pilar pelestari identitas bangsa.