BLORA,SULAWESION — Deretan foto-foto lawas berwarna sepia dan hitam putih menghiasi sudut-sudut Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Blora pada Sabtu (17/5). Bukan sekadar pajangan, potret masa lalu itu menjadi jendela sejarah dalam peringatan Hari Buku Nasional ke-45 dan Hari Kearsipan Nasional ke-54.
Kepala DPK Blora, Muhammad Toha Mustofa, menyebut pameran foto tersebut sebagai upaya awal menghidupkan kembali kesadaran masyarakat akan pentingnya dokumentasi sejarah lokal. “Meski koleksinya belum banyak, kami ingin menunjukkan bahwa arsip visual memiliki kekuatan untuk menghubungkan generasi sekarang dengan masa lalu,” ujarnya dalam pembukaan acara di lantai IV Gedung Perpustakaan Blora.
Toha pun mengajak masyarakat untuk turut serta mengarsipkan sejarah. “Kalau punya foto-foto bersejarah, kirimkan ke kami. Jangan sampai warisan visual ini hilang begitu saja,” tegasnya.
Namun bukan hanya nostalgia yang ditawarkan. DPK Blora juga menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepenulisan bertema budaya dan kearifan lokal. Diikuti 60 peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, pustakawan, dan pegiat literasi, kegiatan ini bertujuan melahirkan penulis-penulis muda yang mampu mendokumentasikan Blora melalui narasi yang kredibel dan bebas hoaks.
“Banyak tulisan di luar sana yang tanpa referensi, bahkan menyesatkan. Melalui pelatihan ini, kita ingin membekali peserta untuk menulis dengan tanggung jawab dan kualitas,” ujar Toha.
Hasil dari Bimtek tersebut tak akan berhenti di ruang kelas. Seluruh karya peserta akan dibukukan dalam bentuk antologi bertajuk Kearifan Lokal Masyarakat Blora. Sebuah langkah kecil dengan dampak besar bagi literasi dan pelestarian budaya daerah.
Dukungan pun datang dari Tim Penggerak PKK Kabupaten Blora. Mewakili Ketua PKK Hj. Ainia Shalichah Arief Rohman, Ny. Indah Luluk Kusuma mengapresiasi semangat para penulis muda. “Kami berharap semakin banyak pelajar yang menulis buku atau artikel, bukan hanya aktif di media sosial,” ujarnya.
Dengan perpaduan antara dokumentasi sejarah dan literasi masa kini, Blora membuktikan bahwa menjaga arsip bukan hanya tugas masa lalu, tapi juga investasi untuk masa depan yang lebih cerdas dan berbudaya.