Kapolres Blora dan Wayang Kulit Bersatu dalam Se ni Budaya dan Keamanan

Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, S.IP., M.Si dan Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto serta Dalang Ki Sujiarto, S.Pd

BLORA,SULAWESION.COM — Dalam semangat memperingati bulan Suro, masyarakat adat Sedulur Sikep Samin di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, menggelar Ruwat Agung dan pagelaran wayang kulit yang sarat nilai spiritual dan budaya, Senin malam (21/7/2025). Acara yang digelar di Pendopo Karangpace ini menjadi momen penting pelestarian tradisi Jawa sekaligus mempererat silaturahmi antarwarga dan pemerintah daerah.

Pagelaran tersebut dibuka dengan prosesi sakral Tumpengan Moco Rogo yang dipimpin oleh sesepuh Sedulur Sikep, Mbah Lasiyo, sebagai simbol tolak bala dan penyucian diri. Kegiatan dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit oleh dalang Ki Sujiarto, S.Pd., dari Jepangrejo, Blora, yang membawakan lakon Kresna Gugah/Bima Suci—kisah klasik yang merefleksikan perjuangan batin menuju kesadaran spiritual.

Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, turut hadir dalam kesempatan tersebut bersama jajaran pejabat utama Polres. Ia menyampaikan apresiasi atas kekuatan budaya lokal yang tetap terjaga dan menjadi bagian dari ketahanan sosial.
“Kami dari Polres Blora mengucapkan terima kasih sudah diundang dalam acara tahunan ruwat agung Sedulur Sikep. Ini bukan hanya tradisi, tapi bagian penting dari upaya menjaga harmoni sosial dan ketertiban masyarakat,” ujarnya.

AKBP Wawan juga menekankan bahwa pelestarian budaya menjadi tanggung jawab bersama, termasuk unsur kepolisian. “Melestarikan budaya adalah bentuk pengabdian. Kami ingin terus bersinergi agar Kabupaten Blora tetap aman, damai, dan kaya akan nilai-nilai kearifan lokal,” imbuhnya.

Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., yang hadir bersama jajaran pemerintah kabupaten, menyampaikan komitmennya dalam mendukung pelestarian budaya. “Tradisi seperti ini adalah kekayaan tak ternilai. Pemerintah daerah akan terus mendukung kegiatan kebudayaan agar tetap hidup dan diwariskan,” ujarnya. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga persatuan melalui budaya.

Ketua Paguyuban Sedulur Sikep, Poso, dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya acara tersebut. “Ini bukan sekadar peringatan bulan Syuro, tapi bentuk rasa syukur dan wujud menjaga warisan leluhur,” katanya.

Acara ditutup dengan penyerahan wayang secara simbolis dari Mbah Lasiyo, Bupati Blora, dan Kapolres Blora kepada dalang Ki Sujiarto sebagai bentuk penghormatan terhadap seni pewayangan. Pagelaran berlangsung aman dan khidmat hingga akhir, menggambarkan betapa tradisi dan ketertiban bisa berjalan berdampingan di tengah kehidupan masyarakat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan