Kisah Anak Petani dari Sekolah Rakyat Blora, yang Menggetarkan Hati Sang Presiden

Siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas 18 Blora, Nuril Istiqomah. (Dokumentasi | Ist)

BLORA, SULAWESION.COM – Dari sebuah desa sederhana di Kabupaten Blora, lahirlah kisah yang menggetarkan hati. Nuril Istiqomah (15), siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 18 Blora, menorehkan sejarah dengan menjadi Juara Terbaik I dalam lomba menulis “Surat Untuk Presiden” tingkat SMA/SMK/MA yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Blora.

Lomba itu diikuti 46 peserta dari berbagai sekolah, namun karya Nuril yang sederhana dan tulus berhasil memikat hati dewan juri. Suratnya ditujukan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto, berisi ucapan terima kasih yang mengalir dari hati seorang anak desa yang kini bisa menggapai mimpi berkat hadirnya Sekolah Rakyat.

Bacaan Lainnya

“Isi suratnya tentang terima kasih kepada Pak Presiden atas Sekolah Rakyat ini, karena telah membantu orang yang kurang mampu,” ujar Nuril dengan suara lirih, Senin (28/7/2025).

Tak ada yang menyangka, surat yang memenangkan hati itu hanya ditulis Nuril dalam waktu satu jam. Ia bahkan menjadi peserta terakhir yang mengumpulkan karya. Namun di balik kesederhanaannya, surat itu memuat kekuatan yang luar biasa—pesan tulus dari seorang anak yang kehidupannya berubah oleh akses pendidikan.

SRMA 18 Blora, sekolah berasrama gratis yang baru berdiri kurang dari sepuluh hari, menjadi saksi lahirnya prestasi gemilang ini. Kepala Sekolah, Tri Yuli Setyoningrum, mengungkapkan seluruh siswa diminta menulis surat sebagai latihan, dan dari 50 karya, surat Nuril yang dikirimkan.

“Saya bangga sekali. Belum genap sepuluh hari, sekolah ini sudah membawa nama harum lewat prestasi Nuril. Anak ini punya tekad yang luar biasa,” ungkap Yuli dengan mata berkaca-kaca.

Nuril bukanlah gadis biasa. Anak bungsu dari keluarga buruh tani yang hidup serba pas-pasan ini tumbuh dengan banyak keterbatasan. Kedua orang tuanya tidak memiliki sawah, penghasilan keluarga tak menentu, dan pendidikan seringkali terasa seperti kemewahan yang sulit diraih.

Namun, Sekolah Rakyat hadir sebagai jawaban. Dengan asrama dan pendidikan gratis, sekolah ini memberi harapan baru bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Nuril membuktikan, kesempatan kecil pun bisa melahirkan prestasi besar.

Kemenangan ini hanyalah awal. Nuril kini dipercaya menjadi MC pada peringatan Hari Anak Nasional tingkat Kabupaten Blora, Sabtu (26/7/2025). Sebuah kesempatan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Bagi Nuril, surat yang ditulisnya bukan sekadar karya untuk lomba. Itu adalah wujud doa, harapan, dan terima kasih untuk negeri.

“Sekolah Rakyat ini menyelamatkan banyak anak seperti saya. Semoga makin banyak anak-anak di Indonesia yang mendapat kesempatan seperti ini,” katanya penuh keyakinan.

Kisah Nuril adalah cermin bahwa keajaiban bisa lahir dari tempat yang paling sederhana. Dari sebuah desa di Blora, seorang gadis menulis surat dan surat itu kini bergema ke seluruh negeri.

Prestasinya menjadi pengingat bahwa dengan kesempatan yang tepat, setiap anak Indonesia berhak bermimpi, berjuang, dan akhirnya menang.

Di balik kata-kata yang ia tulis dalam satu jam, tersimpan pesan yang akan terus menginspirasi: tak ada yang mustahil bagi mereka yang berani bermimpi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan