Menko PMK Siapkan Poros Ekonomi Strategis Baru di Jantung Pulau Jawa

Menko PMK Prof. Dr. Pratikno dan Bupati Blora Arief Rohman, bertemu di Stasiun Cepu. (Dokumentasi | Ist)

BLORA, SULAWESION.COM — Pemerintah pusat menggulirkan inisiatif besar untuk menjadikan Cepu sebagai pusat gravitasi ekonomi baru di Pulau Jawa, sebuah langkah strategis yang diproyeksikan akan mengintegrasikan kekuatan empat kabupaten lintas provinsi: Blora, Bojonegoro, Tuban, dan Ngawi.

Dorongan ini muncul dalam pertemuan informal namun substansial antara Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Dr. Pratikno dan Bupati Blora Arief Rohman, Senin (9/6), di Stasiun Cepu. Dalam diskusi itu, Menko PMK menyampaikan visi pemerintah pusat untuk membentuk “Kawasan Cepu Raya” — sebuah episentrum pertumbuhan ekonomi berbasis infrastruktur, energi, agribisnis, dan sumber daya manusia unggul.

Bacaan Lainnya

“Cepu adalah mesin pertumbuhan yang tertidur. Bukan hanya sekadar kota administratif, tapi Sleeping Engine of Inclusive and Sustainable Growth,” tegas Pratikno, yang juga putra daerah Bojonegoro.

Empat Pilar Fondasi Ekonomi Cepu Raya

Dalam kajian awal pemerintah, setidaknya terdapat empat pilar strategis yang menjadikan Cepu sebagai kawasan unggulan pembangunan regional:

Konektivitas Multimoda
Cepu memiliki infrastruktur transportasi lengkap dan terkoneksi. Terdapat stasiun kereta jalur ganda yang strategis, terminal bus aktif, serta kedekatan dengan Bandara Ngloram dan akses langsung menuju jalan tol nasional. Kombinasi ini menjadikan Cepu sebagai simpul logistik regional yang potensial.

Pusat Energi Nasional dan Pendidikan SDM Unggul

Cepu menjadi rumah bagi institusi kunci seperti PPSDM Migas dan PEM Akamigas, sekaligus kantor operasional BUMN strategis seperti Pertamina dan Perhutani. Wilayah ini telah lama dikenal sebagai laboratorium energi nasional, yang siap didorong lebih jauh sebagai kawasan industri terintegrasi.

Potensi Agribisnis Berkelanjutan
Sumber daya alam berupa Waduk Karangnongko dan aliran Bengawan Solo menopang kekuatan pertanian dan peternakan kawasan. Ketersediaan air sepanjang tahun membuka peluang ekspansi agribisnis modern yang berbasis teknologi dan kearifan lokal.

Kekuatan Diaspora Lokal
Jaringan diaspora Cepu yang telah sukses secara nasional dinilai memiliki potensi besar sebagai katalisator investasi, baik melalui skema kolaborasi sosial maupun penguatan UMKM berbasis komunitas.

Menanggapi sinyal kuat dari pemerintah pusat, Bupati Blora Arief Rohman menyatakan komitmen penuh untuk merealisasikan visi tersebut.

“Ini bukan hanya peluang, tapi juga tanggung jawab historis bagi Blora dan kawasan sekitar. Kami siap bergerak cepat dan membangun komunikasi lintas kabupaten,” tegasnya.

Langkah awal yang disiapkan mencakup penyusunan peta jalan terpadu pembangunan kawasan Cepu Raya, penguatan data potensi lokal, hingga sinkronisasi lintas sektoral untuk pengembangan infrastruktur pendidikan, transportasi, dan layanan publik lainnya.

Serangkaian forum bersama antar-bupati kawasan ini dijadwalkan akan digelar dalam waktu dekat guna merumuskan kerangka kerja kolaboratif dan pengembangan jangka panjang.

Transformasi Cepu bukan hanya proyek pembangunan fisik. Ini adalah sinyal pembukaan peluang besar di berbagai sektor strategis — dari energi terbarukan, pertanian modern, hingga industri kreatif berbasis teknologi.

Bagi investor, kawasan ini adalah frontier baru di tengah stagnasi urbanisasi kota-kota besar. Sementara bagi generasi muda, Cepu membuka cakrawala baru sebagai ruang lahirnya inovasi dan kewirausahaan berbasis lokalitas.

Langkah pemerintah ini mengisyaratkan satu hal: Cepu telah bangkit dari tidur panjangnya. Sebuah mesin pertumbuhan baru mulai dipanaskan, siap menggerakkan denyut ekonomi regional di jantung Pulau Jawa.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan