Merajut Loyalitas dalam Pengabdian Harga mati

Halal Bi Halal PWRI Kradenan menyatukan hati dalam silaturahmi, setia pada semboyan; Loyalitas Harga Mati dan Ikhlas dalam Pengabdian. Semoga semangat kebersamaan ini terus terjaga, Minggu 20 April 2025. (Foto: Zainal)

BLORA, SULAWESION.COM – Di masa mendatang, gema semangat kebersamaan dan nilai luhur pengabdian akan terus mengakar kuat dalam tubuh Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kecamatan Kradenan.

Halal Bi Halal tahun 1446 Hijriah yang digagas oleh jajaran pengurus dibawah komando Drs H Sutikno akan menjadi tonggak penting, bukan hanya sebagai ajang silaturahmi tetapi ruang spiritual dan sosial untuk memperkuat tekad dalam loyalitas tanpa batas serta pengabdian tulus, Minggu 20 April 2025.

Bacaan Lainnya

“Akan dikenang bagaimana para pengurus, dengan semangat “Jemput Bola” dari rumah ke rumah mengajak para anggota untuk hadir,” ujar Sutikno.

Ini bukan sekadar undangan tetapi panggilan hati kembali merajut persaudaraan dalam balutan ikhlas. Bahkan kunjungan ke ketua PWRI Kabupaten Blora dan camat Kradenan menjadi simbol dedikasi yang tak setengah hati demi kemajuan organisasi.

Gedung MTA Kradenan akan terus menjadi saksi semangat yang digelorakan. Dimana Camat Kradenan, Drs Tarkun mengukuhkan komitmennya untuk mendampingi langkah-langkah PWRI.

Dalam setiap sambutannya, Tarkun menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial yang bersandar pada filosofi Jawa seperti “Pager Mangkok Luwih Becik Tinimbang Pager Tembok“, yang kelak akan menjadi pegangan dalam menjaga harmoni sosial.

“Kelak, kegiatan halal bi halal ini akan terus menjadi tradisi yang dinantikan karena bukan hanya mempererat silaturahmi antar purna tugas, namun menjadi sumber motivasi untuk terus berkontribusi bagi masyarakat,” sebut Tarkun.

PWRI Kecamatan Kradenan akan menjadi organisasi yang aktif bersinergi, berkolaborasi, dan menjadi wadah kebermanfaatan bagi para anggotanya.

Ir H Bambang Sulistya selaku Ketua PWRI Kabupaten Blora akan terus menginspirasi dengan wejangan-wejangan spiritualnya—bahwa setiap kebaikan adalah investasi masa depan.

Nilai-nilai yang disampaikan Bambang akan menjadi panduan dalam perjalanan PWRI ke depan; bersikap ramah, terus berbuat baik, dan menjadikan ibadah sebagai fondasi dalam melangkah.

Ustadz Drs H Masruh dengan tausiahnya yang penuh makna terus mengingatkan untuk menjaga kualitas diri pasca ramadan.

“Keistimewaan manusia bukan terletak pada status sosial tetapi ketakwaannya,” ucap Masruh.

Halal bi halal ini tidak akan hanya dikenang sebagai acara tahunan. Ia akan menjadi gerakan budaya organisasi yang menguatkan fondasi PWRI dalam menyongsong masa depan; lebih berdaya, bermakna, dan selalu hadir untuk masyarakat dalam setiap detik kebaikan dan langkah ibadah.

PWRI Kradenan setia pada semboyan; Loyalitas Harga Mati dan Ikhlas dalam Pengabdian.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan