Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha 9 Juni 2022, Haedar Nashir: Potensi Berbeda

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir | muhammadiyah.or.id

JAKARTA, SULAWESION.COM – Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah bertepatan pada 9 Juni 2022.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan penetapan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah ini berpotensi berbeda dengan keputusan dari organisasi Islam lain dan pemerintah.

Bacaan Lainnya

Hal ini menurut Haedar Nashir terjadinya perberdaan Hari Raya Idul Adha belum ada kalender hijriyah internasional yang bersifat global.

“Kita selama belum punya kalender hijriyah internasional yang bersifat global itu memang di banyak kawasan akan sering berbeda,” ungkap Haedar Nashir dikutip di halaman resmi Muhmmadiyah.or.id, Rabu (22/6/2022).

Terkait dengan waktu Hari Raya Iduladha 1443 H yang diprediksi oleh banyak pihak akan terjadi perbedaan, Haedar menghimbau kepada umat muslim untuk menyikapinya dengan biasa saja. Sebab perbedaan di internal umat Islam adalah keniscayaan.

“Kalau misalkan besok ada perbedaan, sikapi saja sebagai hal yang biasa. Dan yang paling penting semua menghayati ibadah kurban dan lebih-lebih di era pandemi ini,” imbuhnya.

Haedar juga mengajak kepada seluruh umat Islam yang memiliki kelebihan rizki untuk menyalurkan hewan kurban. Menurutnya, di masa sulit akibat pandemi covid-19, banyak masyarakat yang membutuhkan, maka ibadah kurban di masa sekarang memiliki makna lebih.

“Kami menghimbau kepada umat Islam lebih-lebih yang kelebihan untuk berkurban, mari kita syiarkan, gelorakan berkurban untuk berbagi bagi saudara-saudara kita yang memerlukan”. Sambung Haedar.

Sementara itu, menyinggung pelaksanaan ibadah haji 1443 H, Haedar mengajak kepada seluruh umat muslim untuk saling mendoakan akan kelancaran ibadah haji yang sempat terhenti akibat pandemi covid-19.

Dia berharap, pelaksanaan ibadah haji dapat menambah kekayaan ruhani Bangsa Indonesia agar senantiasa bersyukur dan memanfaatkan nikmat Allah SWT berupa alam yang kaya. Lebih dari itu, yang tidak kalah penting adalah membangun kebersamaan baik untuk kepentingan Indonesia bangkit dari pandemi, juga dalam menyambut masa depan.

“Yang menjadi concern bagi kami Muhammadiyah adalah bangsa ini bersatu. Bangsa ini dalam keragaman suku, agama, ras, dan golongan, bahkan mungkin nanti 2024 yang auranya sudah ada dinamika politik tetap mengutamakan kebersamaan, persatuan dalam perbedaan”. Urai Haedar.

Guesman Laeta

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *