BLORA,SULAWESION.COM- Pemerintah Kabupaten Blora mendorong lahirnya peran aktif dari para mantan kepala desa melalui wadah resmi bernama Perkumpulan Mantan Kades Yudhistira.
Organisasi ini diposisikan sebagai mitra strategis dalam mengawal proses pembangunan daerah yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan pengalaman panjang memimpin di akar rumput, para eks kepala desa dinilai memiliki kapasitas dan wawasan kontekstual yang dibutuhkan dalam merumuskan arah pembangunan Blora ke depan.
Hal itu ditegaskan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Blora, Sujianto, dalam kegiatan Sarasehan Organisasi Masyarakat (Ormas) yang digelar di ruang pertemuan Sebara Resto Blora, Rabu 9 Juli 2025.
Kegiatan ini mengusung tema “Peran Perkumpulan Mantan Kades Yudhistira dalam Pembangunan Sesarengan mBangun Blora Maju dan Berkelanjutan” dan diikuti oleh sedikitnya 80 peserta dari unsur ormas, perangkat desa, hingga tokoh masyarakat.
“Yudhistira adalah kekuatan sosial yang tak bisa diremehkan. Mereka pernah menjadi penggerak pembangunan desa dan kini harus menjadi penyambung gagasan dari masyarakat kepada pemerintah. Kehadiran mereka dalam forum-forum musyawarah, baik di tingkat kelurahan, kecamatan hingga kabupaten, sangat dibutuhkan,” ujar Sujianto.
Ia menjelaskan Yudhistira bukan sekadar paguyuban biasa, tetapi wadah strategis untuk menyalurkan ide, masukan, hingga kritik yang konstruktif terhadap berbagai kebijakan pembangunan yang dijalankan Pemkab Blora.
“Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, semua suara harus didengar. Termasuk dari para mantan kepala desa yang sudah terbukti punya rekam jejak pelayanan di masyarakat,” tambahnya.
Perkumpulan Mantan Kades Yudhistira sendiri merupakan organisasi yang mewadahi para mantan kepala desa se-Kabupaten Blora yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan.
Organisasi ini tidak hanya menjadi ruang silaturahmi, tetapi juga forum bertukar pikiran dan berbagi pengalaman terkait dinamika pembangunan desa dan kabupaten.
Menurut Sujianto, keberadaan Yudhistira sangat strategis dalam konteks peningkatan partisipasi publik. Ia berharap, para anggotanya mampu memperkaya wacana pembangunan dengan perspektif yang lahir dari pengalaman nyata di lapangan.
“Setiap masukan dari Yudhistira akan menjadi warna baru bagi pengambilan kebijakan pembangunan yang lebih adil dan tepat sasaran,” katanya.
Sarasehan yang berlangsung dalam suasana hangat itu juga menghadirkan sejumlah narasumber berpengaruh.
Mereka antara lain Ketua Yudhistira H. Maulana Kusnanto, SH, mantan Bupati Blora Drs. RM. Yudhi Sancoyo, MM, dan Ketua Paguyuban Kepala Desa Blora Agung Heri Susanto, ST, M.Hum. Ketiganya menyampaikan pandangan tentang pentingnya kolaborasi lintas generasi dalam membangun daerah, khususnya di tengah tantangan pembangunan yang semakin kompleks.
Lebih dari sekadar forum diskusi, sarasehan ini juga menjadi momentum konsolidasi antaranggota Yudhistira untuk memperkuat ikatan sosial dan jaringan kerja.
Silaturahmi yang terjalin dalam suasana guyub rukun menciptakan ruang kolaboratif yang produktif dan menjadi contoh sinergi antara masyarakat dan pemerintah.
Sujianto menekankan perbedaan pandangan dalam proses pembangunan adalah hal yang wajar dan sehat dalam sistem demokrasi. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak, termasuk ormas seperti Yudhistira, untuk terus aktif menyampaikan gagasan dan kritik membangun demi kemajuan Blora secara kolektif.
“Saya yakin jika kita berjalan bersama, saling mengisi dan terbuka terhadap ide-ide baru, maka visi Blora Maju dan Berkelanjutan bukan sekadar jargon, tapi bisa menjadi kenyataan,”katanya.







