Presiden Apresiasi Operasi Gabungan TNI AL, BNN, dan Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan 2 Ton Sabu Terbesar Sepanjang Sejarah

Menko Polhukam Jenderal Polisi Purn. Budi Gunawan, Kepala BNN Komjen Pol Marthinus Hukom dan Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali Realese Barang Bukti 2 ton Sabu

JAKARTA, SULAWESION.COM – Pemerintah Indonesia mencetak sejarah baru dalam perang melawan narkoba. Tim gabungan yang terdiri dari unsur TNI AL, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan Bea Cukai berhasil menggagalkan penyelundupan sabu seberat 2 ton melalui jalur laut. Keberhasilan ini diapresiasi langsung oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai langkah monumental dalam menyelamatkan generasi bangsa.

Apresiasi Presiden itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Jenderal Polisi (Purn.) Budi Gunawan, saat memimpin acara pemusnahan barang bukti narkotika sebanyak 2,1 ton di Batam, Kamis (12/6/2025).

“Ini sungguh luar biasa. Telah tercipta sejarah baru dalam penggagalan penyelundupan narkoba terbesar di Indonesia,” ujar Budi Gunawan.

Presiden Prabowo, lanjutnya, menilai keberhasilan ini sebagai pencapaian strategis dalam upaya melindungi masa depan Indonesia dari ancaman narkotika.

Menko Polhukam menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi antarlembaga melalui Desk Pemberantasan Narkoba yang dibentuk pemerintah. Desk tersebut dirancang untuk memperkuat koordinasi lintas instansi dan mempercepat respons terhadap aktivitas ilegal peredaran narkoba.

“Desk ini mengintegrasikan kekuatan berbagai institusi. Di balik penggagalan ini ada kerja panjang, senyap, dan penuh keberanian dari tim,” ungkapnya.

Ia juga menekankan bahwa kolaborasi strategis ini akan terus diperkuat agar negara mampu bertindak cepat dan efektif di lapangan.

Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mendukung penuh langkah Presiden dan Desk Pemberantasan Narkoba, khususnya dalam mengamankan jalur laut yang kerap menjadi pintu masuk narkotika.

Senada, Kepala BNN Komjen Pol Marthinus Hukom menegaskan bahwa penggagalan ini hanyalah permulaan dari upaya membongkar jaringan internasional narkoba yang lebih luas.

“Ini bukan akhir, melainkan awal dari babak besar untuk memutus mata rantai sindikat narkotika,” katanya.

Di akhir acara, Menko Polhukam mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak tinggal diam.

“Pemusnahan ini bukan sekadar seremoni, tapi bentuk transparansi negara. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita butuh peran aktif masyarakat untuk menutup celah peredaran narkoba,” tegasnya.

Pemusnahan sabu 2,1 ton di Batam menjadi bukti bahwa Indonesia tidak tinggal diam menghadapi ancaman narkotika. Dalam diam, negara bekerja. Dan dalam kerja sama, sejarah ditulis.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan