BITUNG, SULAWESION.COM – Rencana pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung dikabarkan akan berjalan akhir tahun ini.
Pengembangan pelebuhan jadi program prioritas Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menopang kebijakan penangkapan ikan terukur (PIT).
Penangkapan ikan terukur dianggap KKP bisa memberikan multiplier effect dalam hal mendorong peluang investasi.
Dari pencermatan data eksisting dan rencana pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung, KKP bakal melakukan reklamasi seluas 5 hektar (Ha).
Reklamasi itu dinilai bakal merangsang nilai ekonomi dari produksi yang sebelumnya 1,23 triliun (Data Operasional PPS Bitung 2023) punya potensi bertambah sebesar 2,74 triliun.
Selain itu, urgensi pengembangan pelabuhan perikanan juga berkaitan dengan persoalan umum. Yaitu, keterbatasan lahan dan dermaga untuk mendukung penangkapan ikan terukur, kolam pelebuhan yang masih relatif dangkal serta terdapat industri perikanan berlokasi diluar PPS Bitung yang melakukan penderatan di dermaga masing-masing.
Baca juga: Ruangan Kepala PPS Bitung Ady Candra Digeladah Penyidik Tipidkor
Pendaratan ikan di dermaga pemilik kapal ini rawan dengan praktik kecurangan untuk menghindari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sehingga PPS Bitung perlu dikembangkan agar pemusatan pendaratan ikan terpenuhi dan berjalan maksimal.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan, pengembangan lewat reklamasi di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung agar supaya bisa lebih luas dan menampung kapal.
“Jika ini dilaksanakan, kapal yang ditampung dari 1000 bisa menjadi 1500 kapal,” kata Wahyu saat melakukan kunjungan kerja di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung, Selasa (04/06/2024).
Kedua, katanya, dengan rencana pengembangan pelabuhan dapat mendorong peluang investasi di Bitung.
“Soal rekalamasi rencanya akan dilaksanakan tahun ini. Saya pulang dari sini langsung melakukan rapat,” tegasnya.
Ia juga tidak menampik, pelabuhan perikanan Bitung akan menjadi lokasim percontohan terkait kebijakan penangkapan ikan terukur (PIT).
“Kamarin kita sudah uji coba di zona 3. Kalau masih ada kekurangan kita akan evaluasi,” tukasnya.