MANADO, SULAWESION.COM – Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sulawesi Utara (Sulut) Steve Kepel ST mewakili Gubernur Olly Dondokambey SE membuka secara langsung Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Tahun 2020-2024.
Mengusung tema “Pembahasan Penyusunan Program Strategis Sektor Transportasi”, Rakortek ini diselenggarakan di Hotel Luwansa Manado, Selasa (21/2/2023).
Pada kesempatan itu, Sekdaprov Steve Kepel mewakili menyatakan tantangan bagi insan Dinas Perhubungan Sulut ke depan adalah bagaimana menciptakan moda transportasi massal dan konektifitas.
Menurut Kepel, Kota Manado adalah kota yang sangat berkembang. Karena oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE telah didesain, direncanakan penerbangan langsung ke Narita, Tokyo dari Kota Manado.
“Karena memang posisi Sulawesi Utara itu ada di ujung utara Indonesia dan menjadi pintu gerbang Indonesia di Asia Pasifik karena berada di ujung utara,” ujarnya.
Lanjut Sekdaprov, bukan hanya Narita Tokyo, tapi jauh sebelum pandemi Covid-19, Sulut sudah melaksanakan penerbangan reguler dengan delapan kota di Negara Cina. Setelah penjajakan penerbangan langsung ke Narita Tokyo, kemudian akan lanjut ke Jeju, Korea Selatan.
“Perkembangan selanjutnya akan diikuti dengan negara-negara di Asia Timur. Yaitu Hongkong, Taiwan dan Makau,” ungkapnya.
Menurut Kepel, dengan dibuka konektivitas ini akan menciptakan perkembangan kota, dan ini akan terdorong investasi. Kemudian menciptakan masuknya arus penumpang dan arus wisatawan di Kota Manado.
Namun yang menjadi tantangan bagi Perhubungan kata Sekdaprov, adalah bagaimana menciptakan moda transportasi massal, ini harus dipikirkan mulai dari sekarang. Moda transportasi massal baru, tidak hanya bus. Tapi juga kereta listrik untuk menghubungkan titik-titik terjauh yang ada di Kota Manado bagian Selatan maupun Utara.
“Ini untuk mencegah kemacetan di kota. Sebab Kementerian PUPR sudah membangun Ring Road III untuk mengurai kemacetan. Ini menjadi salah satu solusi,” ungkapnya.
Sekdaprov juga menekankan letak geografis Provinsi Sulut. Dimana sebanyak 300 pulau tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota yang ada. Di luar Kota Tomohon dan Kotamobagu. Sulut juga memiliki pulau, baik pulau yang berpenghuni maupun tidak.
“Wilayah ini memacu kita untuk segera berusaha mewujudkan konektivitas. Penggunaan moda transportasi baik laut maupun udara sangat penting,” ungkapnya.
Contohnya kata Kepel, Kepulauan Siau di tengahnya ada gunung berapi Karangetan. Begitu meletus hebat, masyarakat akan bingung lari ke mana? karena hunian warga berada di pesisir pantai.
“Ini tugas perhubungan bagaimana menyiapkan transportasi untuk evakuasi,” katanya.
Begitu juga kata Sekdaprov, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi akibat disparitas yang ada di Provinsi Sulawesi Utara.
Warga masyarakat yang ada di Pulau Miangas akan lebih cepat mengakses Santos General Santos dan Kota Davao, Filiphina. Termasuk warga Kepulauan Nanusa.
“Warga Kepulauan Nanusa ini ada di Kabupaten Kepulauan Talaud. Itu adalah pulau-pulau kecil terluar. Batas utara kepulauan itu adalah lautan pasifik. Batas selatan itu ada pulau Karakelang. Dan ini menjadi satu tantangan bagaimana menjamin kemajuan dan kesejahteraan warga masyarakat. Akses yang kita gunakan yaitu perhubungan laut dan udara,” tutupnya.