Pembukaan Pelatihan Bahasa Jepang untuk Alumni SMK se-Sulut dalam Rangka Penerimaan sebagai Tenaga Kerja ke Jepang di Aula UPTD Balai Pelatihan Tenaga Kerja Kelas A, Kota Bitung, Selasa (17/10/2023). (Foto: Adi Sururama)
BITUNG, SULAWESION.COM – Sejumlah taktik mengentaskan kemiskinan dalam hal membuka peluang lapangan kerja terus digenjot Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut).
Gubernur Sulut Olly Dondokambey bersama Wakil Gubernur Steven Kandouw (ODSK) pun kerap memfasilitasi para pencari kerja, salah satunya mengutus tenaga kerja asal Nyiur Melambai ke Jepang.
Negeri berjuluk “Matahari Terbit” tersebut menjadi tempat empuk pencari kerja asal Sulut dikarenakan berkat kerjasama ODSK dengan pemerintah Jepang.
Steven Kandouw kemudian mengingatkan tiga hal penting kepada 140 orang saat membuka Pelatihan Bahasa Jepang untuk Alumni SMK se-Sulut dalam Rangka Penerimaan sebagai Tenaga Kerja ke Jepang di Aula UPTD Balai Pelatihan Tenaga Kerja Kelas A, Kota Bitung, Selasa (17/10/2023).
Kegiatan tersebut turut dirangkaikan dengan Pembukaan Kegiatan Pelatihan Berbasis Kompetensi Sumber Dana APBN Tahun 2023 Tahap III.
Sebanyak 14 bidang yang diterapkan terbagi atas Pertanian, Konstruksi, Keperawatan, Perhotelan, diharapkan para peserta bisa lulus 100 persen. Dapat bekerja maksimal di Jepang, kemudian balik dan mensejahterahkan daerah.
“Pak Gubernur Olly sangat gencar menciptakan lapangan pekerjaan. Banyak lapangan kerja, ekonomi cepat tumbuh, ekspor dan investasi naik,” sebut Kandouw.
Orang nomor dua di Sulut ini menjelaskan Pemprov Sulut tengah mempersiapkan sumber daya manusia (sdm) agar dapat di ekspor ke luar negeri.
Kandouw kemudian menyarankan agar para peserta harua cepat menguasai bahasa Jepang dan mengingatkan tiga hal penting sebagai modal saat berada di sana.
“Mudah-mudahan angkatan ini 100 persen berangkat semua, bersyukur kepada Tuhan, kesempatan tidak datang dua kali. Tiga hal penting tingkatkan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan etika,” sarannya.
“Termasuk pengetahuan bahasa, harus cerdas dan terampil. Yang paling penting etika, termasuk kejujuran, kebersihan, kesopanan. Di jepang etika kesopanan itu tinggi,” sambungnya.
Kandouw pun mengimbau agar dapat memahami terkait literasi keuangan, kemampuan mengelola keuangan.
“Ini penting, saya usul 40 sampai 50 persen untuk tabungan. Kan tempat tinggal gratis, makan gratis,” imbaunya.