PINRANG, SULAWESION.COM – Salah satu tokoh olahraga Sulawesi Selatan (Selsel), Ryan Latief menyatakan, atlet olahraga di Indonesia saat ini butuh kekuatan politik.
Terutama, katanya, soal masa depan atlet yang berprestasi dari tingkat daerah, nasional dan internasional.
“Selama ini atlet di Indonesia itu dihargai hanya disaat dia berprestasi. Sementara, atlet ini butuh kehidupan jangka panjang,” tegasnya, Kamis (13/07/2023).
Alasan itulah, kata mantan atlet sepakbola Sulawesi Utara ini, meniti karir ke dunia politik lewat Calon legislatif (Caleg) DPR-RI Dapil III Sulsel, dari Partai Gelora.
“Itu alasan kuat masuk ke dunia politik. Saya menanggap, olahraga adalah jati diri bangsa yang kuat. Jika kita ingin menjadi bangsa yang kuat, maka harus bina masyarakat kita menuju prestasi olahraga,” ucapnya.
Buktinya, kata Ryan, kemarin Indonesia berhasil juara sepakbola di SEA Games. 32 tahun kita menuggu hal itu.
“Hal-hal seperti ini memang butuh kekuatan-kekuatan politik. Agar memperkuat regulasi buat keberlangsungan tentang olahraga di Indonesia,” tukasnya.
Tinggalkan Partai Gerindra
Sebelum menjadi calon DPR-RI dari Partai Gelora, Ryan Latief diketahui sebagai politisi partai Gerindra.
Menurut Ryan, ideologi partai Gerindra adalah sesuai dengan arah politiknya. Tetapi, bebernya, banyak oknum-oknum di partai itu yang memanfaatkan jabatan para Caleg.
“Itulah musabab saya meninggalkan partai Gerindra. Banyak oknum yang memanfaatkan para Caleg. Cotohnya, ada money politik yaitu, mahar-mahar yang tidak sesuai dengan regulasi partai,” tukasnya.
Eks Panglima Pemenangan Prabowo-Sandi (PAS08) Sulsel ini mengaku, perna diminta 2,5 milyar hanya untuk mendapat nomor urut dan adanya calon titipan dari pegurus pusat.
“Ini tentunya sangat mencidrai apa yang disuarakan oleh bapak Prabowo. Jadi saya liat bapak Prabowo harus membenahi internal partai Gerindra sebelum menuju Pilpres karena ini sangat berbahaya,” tukasnya.