SITARO, SULAWESION.COM- Ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro melaksanakan kerja bakti pada Jumat (22/3/2024).
Selain menggerakan ASN, pemerintah daerah juga menerjunkan seluruh perangkat Kelurahan dan Kampung se-Kabupaten Kepulauan Sitaro dalam kerja bakti tersebut.
Langkah ini dilakukan dalam rangka pemberantasan nyamuk secara massal dengan cara membersihkan lingkungan di setiap wilayah.
Penjabat (Pj) Bupati Kepulauan Sitaro, Joi Oroh mengatakan, salah satu cara paling efektif dalam pemberantasan nyamuk penyebab Demam Berdara Dengue atau DBD adalah pembersihan lingkungan.
“Karena ini (penanggulangan DBD) menjadi tanggung jawab bersama. Nah, salah satu caranya adalah dengan membersihkan lingkungan,” kata Oroh.
“Makanya kami menurunkan semua pegawai di jajaran pemerintah daerah serta selurun aparat perangkat kelurahan dan kampung se-Sitaro,” lanjutnya.
Disamping pemberantasan sarang nyamuk, kerja bakti massal ini juga digulirkan sehubungan dengan program Gerakan Sitaro Bersih, Aman dan Pintar atau GESIT BERSINAR.
“Kita juga melibatkan masyarakat dalam kerja bakti massal ini. Dengan begitu, program gesit bersinar ini diharapkan dapat berjalan baik,” katanya lagi.
Kerja bakti yang diawal dengan apel kerja bersama di Break Point I Love Sitaro itu dibagi dalam 10 kelompok pegawai dan disebar di 10 titik di wilayah Kota Ulu Kecamatan Siau Timur.
Setiap kelompok pegawai yang disebar terdiri dari tiga hingga empat OPD di lingkungan pemerintah daerah.
Terkait kasus DBD yang kini tengah mewabah, Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sitaro telah mencatat adanya 84 kasus yang terjadi sejak Januari hingga 17 Maret 2024.
Ragam langkah pun terus dilakukan Dinas Kesehatan bersama Puskesmas jajaran yang ada di Kabupaten Sitaro.
Adapun tindakan pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan Dinas Kesehatan dan Puskesmas jajaran di seluruh wilayah di Kabupaten Kepulauan Sitaro yakni koordinasi lintas program dan lintas sektor hingga penyuluhan atau sosialisasi DBD oleh promkes Dinkes dan Puskesmas.
“Membuat surat penegasan PSN DBD dari pimpinan ke Camat dan dari Dinkes ke Puskesmas hingga penyelidikan epidemologi kasus demam berdarah oleh Puskesmas dan Dinkes,” terang Bawotong.
“Tentu langkah penanggulangan lain yang biasa dilakukan adalah dengan fogging nyamuk DBD di wilayah Siau dan Tagulandang, tepatnya di 73 titik kasus dari total 84 kasus DBD,” lanjutnya.