SITARO, SULAWESION.COM – Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) diperhadapkan dengan ancaman bencana alam dari dampak peningkatan aktivitas Gunung Karangetang serta cuaca ekstrem yang terjadi sejak Senin 6 September 2025.
Dimana dari laporan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), diketahui jika sejak beberapa hari lalu, telah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan pada gunung berketinggian 1784 mdpl tersebut.
Begitu pula dengan ancaman cuaca ekstrem berupa angin kencang disertai hujan berintensitas sedang hingga lebat yang terjadi sejak awal pekan ini sebagaimana peringatan dini dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG.
Ancaman bencana alam ini pun langsung direspon Pemerintah Kabupaten Sitaro dengan menerbitkan surat imbauan yang ditujukan kepada seluruh jajaran pemerintah daerah maupun masyarakat umum.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sitaro, Denny Kondoj menyebut beragam potensi bencana alam yang patut diwaspadai akibat adanya ancaman peningkatan aktivitas Gunung Karangetang maupun cuaca ekstrem.
“Tentu ini harus kita antisipasi bersama, mulai dari banjir, banjir lahar dingin, angin kencang hingga gelombang pasang. Dalam kaitan aktivitas gunung api, warga tetap diminta untuk mengikuti rekomendasi PVMBG,” kata Kondoj, Selasa (7/10/2025).
“Dan apa yang menjadi isi dari imbauan pemerintah ini wajib disampaikan kepada seluruh warga masyarakat. Makanya ini (surat imbauan) perlu mendapatkan atensi dari seluruh kepala wilayah, baik Camat, Lurah maupun Kapitalau,” katanya lagi.
Sebagaimana rekomendasi PVMBG, masyarakat, pengunjung, dan pendaki dilarang keras beraktivitas dalam radius 1,5 km dari Kawah Utama dan Kawah II, serta pada perluasan sektoral sejauh 2,5 km di arah Barat Daya dan Selatan.
“Masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu,” lanjutnya.
Peringatan serupa juga ditujukan kepada warga yang bermukim di sekitar bantaran sungai yang berhulu dari puncak Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi ancaman lahar hujan dan banjir lahar dingin.
Bagi warga di pesisir pantai, kewaspadaan terhadap angin kencang dan gelombang pasang menjadi prioritas termasuk keberasaan nelayan yang diminta untuk selalu mempertimbangkan kondisi cuaca sebelum memutuskan untuk melaut.
Tidak hanya peringatan, pemerintah daerah juga mendorong aksi mitigasi aktif dari masyarakat dengan cara membersihkan selokan dan tidak membuang sampah sembarangan guna mencegah terjadinya banjir.
Masyarakat juga diminta untuk segera memangkas pohon dan cabang pohon di sekitar pemukiman yang berpotensi membahayakan keselamatan dan merusak fasilitas umum.







