SITARO, SULAWESION.COM- Selang sepekan ini, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) dilanda cuaca ekstrem.
Cuaca buruk berupa angin kencang disertai hujan berintesitas sedang hingga lebat ini kerap berujung pada bencana alam.
Kondisi ini pun mengundang perhatian khusus pemerintah daerah, khususnya Penjabat (Pj) Bupati Sitaro Joi Oroh yang terus mengingatkan masyarakat untuk waspada.
Dalam berbagai kesempatan, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sulawesi Utara itu mengajak warga untuk mengenali potensi ancaman bencana.
Salah satunya adalah ketika terjadi hujan berintensitas sedang hingga lebat lebih dari satu jam, masyarakat yang bermukim di wilayah bantara kali atau pinggiran tebing agar mengevakuasi diri.
“Harus mengevakuasi diri, mengamankan semua keluarga dan barang berharga, toh kalau tidak terjadi bencana bisa kembali saat cuaca membaik, intinya selamat dulu,” kata Oroh, Kamis (25/1/2024).
Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kepulauan Sitaro, Oroh mengaku sudah mengirim surat pemberitahuan kepada Camat, Lurah dan Kepala Desa, supaya mewaspadai cuaca buruk.
“Pada saat cuaca buruk, tidak diperkenankan warga beraktifitas di kebun atau di laut saat gelombang tinggi,” katanya.
“Semua kepala wilayah, baik di tingkat kecamatan, kelurahan dan kampung rutin memonitoring kondisi wilayah masing-masing ketika terjadi cuaca buruk. Segera laporkan setiap perkembangan yang terjadi,” ujarnya.
Dia menyebut, Camat, Lurah dan Kapitalau merupakan perpanjangan tangan pemerintah daerah dan dituntut untuk mengambil peran di setiap kondisi.
“Artinya peran penting kepala wilayah itu sangat diharapkan. Jika terjadi bencana alam, harus bisa melakukan penanganan awal dan cepat sebelum ditangai pemerintah daerah,” jelasnya.
Sementara itu, aejak Senin, 15 Januari 2024 Pemab Sitaro telah menetapkan status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi hingga 13 Februari 2024 mendatang.
Ia juga mengimbau supaya pemerintah di kecamatan maupun kelurahan dan kampung lebih waspada untuk mengingatkan dan membantu masyarakat.
“Jangan sampai, masyarakat terkena bencana, perangkat pemerintahan justru tidak tahu,” tegas Oroh.
Oroh juga mengajak supaya warga bisa bekerjasama mengikuti arahan atau instruksi dari pemerintah ketika terjadi bencana, demi keamanan bersama.
“Untuk meminimalisir dampak bencana, ikuti setiap petunjuk dan pengaturan pemerintah,” kuncinya.