Kegiatan Belajar Mengajar Sejumlah Sekolah di Tagulandang Mulai Normal

Kepala Dinas Pendidikan Sitaro Budiarto Mukau. (Foto: Vian Hermanses)

SITARO, SULAWESION.COM – Sejumlah sekolah, khususnya TK, SD dan SMP di wilayah Tagulandang Kabupaten Kepulauan Sitaro mulai dibuka.

Dari total 75 sekolah di wilayah Tagulandang termasuk Pulau Ruang, 40 di antaranya dilaporkan telah memulai Kegiatan Belajar Mengajar atau KBM.

Bacaan Lainnya

Sementara 35 sekolah yang gedungnya mengalami kerusakan akibat lontaran material pijar dari Gunung Ruang belum memulai aktivitas belajar mengajar.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Sitaro Budianto Mukau mengatakan dibukanya kegiatan belajar mengajar di sebagian sekolah di Tagulandang atas beberapa pertimbangan, termasuk penurunan aktivitas Gunung Ruang.

“Selain kondisi sekolah yang memungkinkan, tentu pertimbangan utamanya karena aktivitas gunung yang berangsur normal,” katanya, Sabtu (8/6/2024).

Diakui, meski kegiatan belajar mengajar di beberapa sekolah telah dibuka, namun sebagian tenaga dan peserta didik masih berada di luar daerah karena sebelumnya mengungsi akibat erupsi Gunung Ruang.

“Belajar mengajarnya sudah dibuka sejak Senin dua pekan lalu. Ini juga (pembukaan sekolah) sesuai hasil rapat perpanjangan masa tanggap darurat yang dipimpin pak bupati beberapa waktu lalu,” terang Mukau.

Ia berharap para siswa dan guru untuk segera masuk ke sekolah yang tidak terdampak. Sedangkan bagi sekolah yang rusak, pemerintah masih mencari formula untuk bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

“Kita akan mencoba semua bisa belajar, masih akan dicari solusinya apakah akan menumpang di sekolah terdekat atau kita mencoba meminta bantuan secepatnya untuk perbaikan sekolah darurat,” kuncinya.

Sebelumnya, tercatat ada sekira 496 peserta didik yang terdiri dari 190 pelajar SD dan 306 pelajar SMP tidak bisa mengikuti UAS karena terdampak erupsi Gunung Ruang.

496 pelajar ini tersebar di 28 SD dan 8 SMP yang ada di Pulau Tagulandang dan Pulau Ruang Kabupaten Sitaro.

Akibat letusan Gunung Ruang pada 17 April dan 30 April lalu, sekolah-sekolah tersebut mengalami kerusakan, khususnya di bagian atap karena lontaran material vulkanik.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *