SITARO, SULAWESION.COM – Penjabat Bupati Kepulauan Sitaro, Joi Oroh mengingatkan semua elemen, baik pemerintah maupun masyarakat untuk bersatu dalam membangun daerah.
Menurut Oroh, persatuan yang ditandai dengan kebersamaan seluruh pihak menjadi modal utama dalam membangun Kabupaten Kepulauan Sitaro kedepan.
“Dengan kebersamaan yang kokoh, semangat gotong royong, dan solidaritas, kita pasti bisa mengatasi berbagai tantangan dan meraih peluang gemilang di masa depan,” kata bupati dalam sambutannya pada perayaan Natal Pemkab Sitaro, Kamis (19/12/2024).
Dia bilang, perayaan natal ini tidak hanya menjadi ajang untuk merayakan kelahiran Sang Juruselamat, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkuat tekad bersama dalam menghadapi tantangan pembangunan, mempererat hubungan sosial, dan mewujudkan Sitaro yang lebih sejahtera bagi seluruh warganya.
Sebagai bagian dari refleksi natal, Oroh mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kapasitas diri dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.
Pendidikan, peningkatan keterampilan, dan kerja sama lintas sektor dianggap sebagai kunci untuk mewujudkan visi Sitaro yang maju dan sejahtera secara berkelanjutan.
“Setiap langkah kecil yang kita ambil untuk introspeksi diri akan memberikan manfaat besar bagi kemajuan daerah. Mari tetap semangat bekerja dengan integritas dan ketulusan dalam melayani,” katanya dengan penuh harap.
Lebih lanjut, Oroh menekankan pentingnya momentum natal sebagai seruan untuk menjaga kerukunan dan perdamaian antar umat.
Sebagai umat Tuhan yang memahami hukum kasih, masyarakat Sitaro diharapkan dapat hidup rukun dan damai, menghargai perbedaan, dan saling mendukung satu sama lain.
“Dalam kerukunan dan kedamaian, kehidupan masyarakat akan lebih sejahtera, dan ini akan berdampak positif bagi kemajuan Kabupaten Sitaro,” imbuhnya.
Ia juga turut menyampaikan pesan yang mendalam mengenai tema Natal tahun ini, yakni “Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem…”.
Tema ini, menurut bupati, mengingatkan semua pihak akan peristiwa penting di Betlehem, tempat kelahiran Yesus Kristus, sebagai simbol perjumpaan orang majus dengan Sang Pelindung.
“Perayaan Natal ini mengajak kita untuk tidak hanya merayakan kelahiran Kristus, tetapi juga untuk memikirkan kasih dan pengorbanan-Nya yang membawa terang keselamatan bagi dunia,” kuncinya.