BITUNG, SULAWESION.COM – Motif tewasnya seorang pelajar SMK 1 Bitung, Mutia Ibrahim (18) di Kos-kosan Mawar, Kelurahan Manembo-nembo Atas, Kecamatan Matuari belum berhasil diungkap Polres Bitung.
Remaja itu ditemukan tak bernyawa dengan luka gigitan di bagian pipi kiri dan leher. Nyawa Mutia Ibrahim diduga dihabisi pada Minggu, 18 Agustus 2024 malam.
Perempuan yang sementara Pelatihan Kerja Lapangan (PKL) disalah satu hotel di Bitung itu terkenal dengan sosok yang tertutup atau tak muda bergaul dengan tetangga kos lain.
Baca juga: Motif Tewasnya Pelajar SMK 1 Bitung Masih Misteri
“Sosok korban tidak muda bergaul. Kadang teman sekolahnya sering datang kesini,” ucap salah satu penghuni Kos Mawar kepada media ini.
Ia juga mengaku tetangga kos lain tidak mengetahui atau mendengar sesuatu saat kejadian tersebut.
“Tiba-tiba saja siangnya saya kaget sudah banyak polisi yang temukan korban sudah tidak bernyawa,” katanya.
Mutia Ibrahim Sempat Diteror
Sebelum meninggal dunia, Mutia Ibrahim merasa diteror pada malam itu. Ia melaporkan kejadian janggal kepada ibunya Lian Bakary (33).
Penulusuran sulawesion.com, pada Minggu malam Mutia sempat mengabarkan bahwa uang yang diselipkan di pakaian hilang.
“Mutia lapor uangnya hilang dan pakaian dalam keadaan acak-acakan padahal pintu kos dalam keadaan terkunci rapat,” kata Lian sembari mengatakan Mutia sempat mengambil dokumentasi ada jejak kaki berukuran besar diatas tempat tidur.
Selain itu, kata Lian, Mutia merasa ketakutan karena seperti ada orang yang melempar batu krikil dari atas plafon kamar kos.
“Tia sempat kirim video ada batu krikil yang jatuh dari atas plafon kos,” ucapnya.
Peristiwa kejanggalan tersebut, Lian lewat pesan di WhatsApp berusaha menenangkan anaknya.
“Waktu itu Mutia merasa ketakutan. Tapi, saya berusaha menenangkannya dengan memerintahkan Mutia untuk tidur dan kunci pintu rapat-rapat,” sebut Lian.
Pelaku yang Habisi Nyawa Mutia Ibrahim Rapi
Peristiwa menghabisi nyawa Mutia Ibrahim terbilang cukup rapi. Sebagian besar penghuni kos Mawar tidak mendengar ada keributan sama sekali ditempat tersebut.
Kendati ada tanda-tanda kekerasan di jasad Mutia, polisi masih melakukan penyelidikan lanjutan dan tidak ingin gegabah menentukan tersangka.
Informasi yang diterima media ini, polisi telah mencurigai sejumlah orang yang menghabisi nyawa Mutia Ibrahim.
Sumber resmi dari Polres Bitung mengaku kasus kematian Mutia masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut.
Ia mengatakan dalam menangani kasus Mutia tidak boleh terpaku dengan pengakuan sejumlah saksi dan harus benar-benar susuai dengan alat bukti. Oleh karena itu, pihaknya masih melakukan pendalaman.
“Sehingga nanti kita bisa tentukan apa motifnya, siapa tersangka dan lain sebagainya,” singkatnya.
Ia juga mengakui, pelaku yang menghabisi nyawa Mutia terbilang rapi.
“Kasus ini terbilang rapi, karena ada beberapa alat bukti kuat yang hilang. Salah satunya handphone korban,” tukasnya.