Pemkab Blora Dorong Swasembada Lele Lewat Bantuan Sarpras dan Pelatihan Pokdakan

Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, Sekretaris Dinas P4 Blora, Lilik Setyawan dan Kepala Desa Gedongsari, Irfan Zamroni

BLORA,SULAWESION.COM – Pemerintah Kabupaten Blora terus mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal. Salah satu langkah konkret yang kini digenjot adalah penguatan sektor perikanan air tawar, melalui bantuan sarana prasarana (sarpras) dan pelatihan budidaya lele bagi sejumlah Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan).

Program tersebut digelar di Balai Desa Gedongsari, Kecamatan Banjarejo, Kamis (23/10/2025), dengan peserta dari Pokdakan Desa Gedongsari (Banjarejo) dan Desa Palon (Jepon). Mereka menerima paket dukungan berupa set kolam, benih ikan lele, pakan, serta kebutuhan teknis pendukung lainnya. Beberapa kelompok penerima di antaranya Pokdakan Badong Dadi Mulyo Satu, Dua, Tiga di Desa Gedongsari, serta Pokdakan Palon Tani Mandiri di Desa Palon.

Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, hadir secara langsung memberikan motivasi sekaligus menyerahkan bantuan. Ia menegaskan bahwa budidaya lele akan diproyeksikan menjadi kekuatan ekonomi baru di tingkat desa.

“Gedongsari ini punya semangat menjadi desa lele. Semoga ini bisa menambah penghasilan keluarga. Dari tiga kelompok yang ada saat ini, kami berharap bisa berkembang menjadi 300 kelompok ke depan,” ujar Arief.

Bupati juga menegaskan akan melakukan pengecekan saat masa panen, sekaligus menjajaki dukungan lanjutan mulai dari Program Ketahanan Pangan (Ketapang), koperasi desa, hingga skema pembiayaan melalui perbankan.

Menurutnya, peluang pasar sangat besar. Kebutuhan konsumsi ikan lele dan nila di Blora masih tinggi, namun hingga kini sebagian besar pasokan justru berasal dari luar daerah.

“Ke depan, kami ingin desa punya produk unggulan; lele, ayam, telur, dan lainnya. Termasuk untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kami ingin bahan bakunya disuplai dari petani dan pembudidaya lokal,” tegas Bupati.

Senada dengan itu, Sekretaris Dinas P4 Blora, Lilik Setyawan, mengungkapkan bahwa potensi perikanan di Blora masih sangat terbuka. Produksi ikan nila dan lele yang ada belum mampu memenuhi kebutuhan harian masyarakat maupun rumah makan di wilayah setempat.

“Kebutuhan ikan nila saja setidaknya setengah ton per hari, dan sebagian besar masih dipasok dari luar kota. Sementara produksi lele lokal baru mencukupi kurang dari 40 persen,” jelasnya.

Lilik mencontohkan keberhasilan kelompok di Panolan yang awalnya hanya mengolah sekitar 12 kolam, namun kini berkembang menjadi lebih dari 300 kolam. Ia berharap langkah serupa dapat terulang di Desa Gedongsari dan Palon.

Kepala Desa Gedongsari, Irfan Zamroni, menyampaikan apresiasi atas program tersebut dan berkomitmen mendorong warganya agar mengembangkan potensi lele menjadi usaha produktif.

“Kami berharap ilmu dari pelatihan ini bisa ditularkan ke warga lain, sehingga budidaya lele dapat berkembang lebih besar dan berkelanjutan,” ucap Irfan.

Dengan strategi hilirisasi pangan lokal, Pemerintah Kabupaten Blora menargetkan terbentuknya ekosistem budidaya yang mandiri mulai dari produksi, pengolahan, hingga penyerapan pasar sehingga ekonomi desa dapat tumbuh secara nyata dan berkesinambungan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan