Pertamina dan Pemkab Blora Hadirkan Model Pangan Berkelanjutan di Daerah Migas

Direktur Perencanaan Strategis, Portofolio, dan Komersial Pertamina Hulu Energi (PHE) Edi Karyanto; Direktur Utama Pertamina EP Cepu (PEPC) Muhamad Arifin; General Manager Zona 11 Zulfikar Akbar; serta Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman. (Foto:Ist)

BLORA,SULAWESION.COM – Upaya menuju pertanian berkelanjutan di Kabupaten Blora memasuki babak baru. Pertamina melalui Program PUSAKA BLORA menggandeng Pemerintah Kabupaten Blora untuk mendorong transformasi sistem pertanian konvensional menjadi pertanian organik berskala luas. Program berbasis prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) itu diharapkan menjadi model modernisasi sektor pangan yang ramah lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

Komitmen tersebut ditandai melalui Panen Raya Padi Organik di Desa Sidorejo, Kecamatan Kedungtuban, Senin (20/10/2025), dengan total lahan garapan seluas 30 hektare. Para petani yang terlibat merupakan penerima manfaat langsung dari program pendampingan PUSAKA BLORA selama beberapa musim tanam terakhir.

Acara panen dihadiri Direktur Perencanaan Strategis, Portofolio, dan Komersial Pertamina Hulu Energi (PHE) Edi Karyanto; Direktur Utama Pertamina EP Cepu (PEPC) Muhamad Arifin; General Manager Zona 11 Zulfikar Akbar; serta Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman.

Bupati Arief Rohman menyampaikan bahwa keberhasilan panen padi organik membuktikan bahwa petani mampu naik kelas jika didampingi secara konsisten oleh industri, pemerintah, dan tenaga pendamping lapangan.

“Pertamina sudah memberi bukti, bukan hanya seremonial. Hasil panen ini membuka peluang ekonomi baru bagi petani Blora. Ke depan, Desa Sidorejo harus menjadi rujukan pertanian organik di Jawa Tengah,” ujar Bupati Arief.

Ia menegaskan bahwa Pemkab Blora siap memperluas model ini ke desa lain, sembari meminta Pertamina mendukung hingga tahap lanjutan.

“Pendampingan jangan berhenti di budidaya. Kami ingin pengolahan, pengemasan, hingga pemasaran juga diperkuat, agar produk padi organik Blora punya nilai tambah dan daya saing nasional,” tambahnya.

Direktur PHE Edi Karyanto menyebut program ini telah menunjukkan hasil konkret bagi lingkungan dan ekonomi petani.

“Kami melihat biaya pupuk menurun, produktivitas meningkat, dan kualitas tanah membaik. Ini bukti bahwa pendekatan ESG bukan hanya jargon, tetapi memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Direktur Utama PEPC, Muhamad Arifin. Ia menegaskan komitmen perusahaan untuk terus mendukung ekonomi masyarakat sekitar wilayah operasi migas.

“Blora adalah contoh bahwa kolaborasi jangka panjang dapat menghadirkan perubahan nyata dan berorientasi pada keberlanjutan,” ucap Arifin.

Program PUSAKA BLORA juga menjadi bagian dari rangkaian Management Goes to Community (MGTC) Pertamina Hulu Energi, yang bertujuan memperkuat kedekatan perusahaan dengan masyarakat di wilayah operasi.

Dengan dorongan inovasi, pendampingan intensif, dan kolaborasi lintas sektor, PUSAKA BLORA diharapkan menjadi referensi nasional dalam mewujudkan pertanian organik yang modern, mandiri, dan berkelanjutan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan