MAKASSAR,SULAWESION.COM – Awal tahun pembelajaran 2022-2023, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mulai menerapkan kurikulum baru, yaitu kurikulum merdeka belajar.
Kurikulum merdeka belajar ini diluncurkan sebagai salah satu program merdeka belajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, kurikulum merdeka belajar berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter profil pelajar pancasila.
Tidak hanya itu, kurikulum merdeka belajar dirancang untuk memberikan fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk operasional satuan pendidikan yang kontekstual, agar pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan belajar murid.
Kemendikbudristek juga mendorong satuan pendidikan untuk menerapkan kurikulum merdeka belajar secara bertahap sesuai dengan kebutuhan masing-masing satuan pendidikan.
Hal tersebut yang menjadi latar belakang kunjungan Pengawas Bina Disdik Kota Makassar, Drs. Nurdin Tawang, M.Pd ke SMPN 9 Makassar, Senin (16/01/2023).
Dalam kunjungannya ke SMPN 9 Makassar, Nurdin Tawang diterima langsung oleh Kepala Sekolah Hj. Nirmaladewi, S.Pd, M.Pd.
Nurdin Tawang dalam keterangannya mengatakan bahwa, kunjungannya ke SMPN 9 Makassar yaitu memfokuskan dan melihat apakah teman-teman guru sudah melaksanakan asesmen awal sebelum dia melaksanakan pembelajaran intrakurikuler.
“Ternyata ada yang sudah melaksanakan dan ada yang belum. Ada yang sudah melaksanakan tapi belum menganalisis,” ujarnya.
Oleh karena itu saya sampaikan bahwa, idealnya teman-teman guru belum bisa melaksanakan proses pembelajaran sebelum melaksanakan asesmen awal.
“Asesmen awal ini bertujuan untuk mengetahui gambaran awal atau kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik. Kalau kita belum tau kondisi awalnya, bagaimana caranya mau melanjutkan proses pembelajaran,” jelas Nurdin Tawang.
“Kompetensi peserta didik di dalam satu kelas itu berbeda-beda. Maka dari itu harus kita petakan, siswa mana yang mempunyai kompetensi tinggi, sedang dan rendah. Sehingga diberlakukan dalam pembelajaran namanya pembelajaran diferensiasi,” sambungnya.
Inilah yang membedakan kurikulum sebelumnya dengan kurikulum sekarang, yaitu kurikulum merdeka.
Dimana dalam kurikulum merdeka belajar, perserta didik diberikan sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
“Tentunya harapan kami, semoga sekolah binaan kami harus melaksanakan seperti ini. Karena kurikulum yang menghadirkan bahwa peserta didik harus melaksanakan asesmen awal,” pungkasnya.
Sementara itu, Hj. Nirmaladewi dalam keterangannya mengatakan pada hari ini pengawas melakukan monitoring pelaksanaan kurikulum merdeka belajar.
Selaku sekolah penggerak, tentunya ada pendampingan khusus yang dilakukan oleh pengawas dan fasilitator.
“Insya Allah hari Kamis, kami akan melaksanakan kunjungan refleksi,” kata Nirmaladewi.
Adapun point penting dalam rapat kali ini, yaitu bagaimana para guru secara keseluruhan melaksanakan pembelajaran yang diferensiasi, sesuai dengan kebutuhan dan kharakteristik anak didik kita. Yang artinya, semua guru harus fokus memberikan pelayanan yang berpihak kepada siswa, bukan pembelajaran yang monoton seperti yang lalu.
“Harapan kami tentunya semua teman-teman guru bisa bergerak bersama mewujudkan merdeka belajar sesuai dengan petunjuk dan aturan yang sudah diterapkan kementerian,” tutupnya.