Sekda Kotamobagu Hadiri Seminar Budaya Daerah

Sekretaris Daerah (Sekda) Kotamobagu Sofyan Mokoginta hadiri kegiatan seminar Budaya Daerah yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar) //Foto: Istimewa

KOTAMOBAGU, SULAWESION.COM-Sekretaris Daerah (Sekda) Kotamobagu Sofyan Mokoginta hadiri kegiatan seminar Budaya Daerah yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar).

Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Bobakidan Dinas Ketahanan Pangan Kotamobagu, Kelurahan Mongkonai Barat, Rabu (30/08/2023).

Sekda Kotamobagu Sofyan Mokoginta menjelaskan, kearifan lokal merupakan bagian budaya suatu masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

“Kearifan lokal dibentuk berdasarkan nilai-nilai lokal yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya, dimana sebagai hasil posisi grafis dalam arti luas yaitu berupa bentuk masa lalu atau warisan.

Nilai-nilai lokal tersebut diaplikasikan ke dalam suatu rancangan proses pembangunan sebuah wilayah yang merupakan kajian masyarakat dalam konteks kebudayaan,”ujarnya.

Lebih lanjut Sofyan menjelaskan, proses pembangunan suatu negara dan daerah itu tidak lepas dari kearifan lokal dan nilai-nilai lokal yang diwariskan pendahulu kepada generasi-generasi penerusnya.

“Keberagaman kebudayaan daerah merupakan kekayaan dan identitas bangsa yang sangat diperlukan untuk memajukan kebudayaan nasional indonesia.

Ditengah dinamika perkembangan dunia sehingga kebudayaan menjadi haluan pembangunan nasional sebagaimana tertuang pada undang-undang No 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan,” ujarnya lagi.

Menurutnya, tak hanya itu Kebudayaan juga adalah prioritasnya sebagai suatu istilah yang erat dengan kehidupan masyarakat.

“Mengapa demikian? Karena kebudayaan diciptakan manusia sebagai keseluruhan yang kompleks di dalamnya terkandung sistem pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan lain-lain,”ijarnya lagi.

Selain itu Sofyan juga menjelaskan, sangat disayangkan pergeseran nilai-nilai budaya kearifan lokal yang tumbuh dari masyarakat mengalami degradasi atau terlupakan.

“Sehingga cenderung pengguna kebudayaan terutama generasi muda itu sendiri sudah tidak lagi mengenal kearifan lokal, oleh karena diharapkan mampu mendorong generasi muda untuk ikut serta dan mengambil bagian dalam memajukan kota kotamobagu,”pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *