Perkemahan Bakti Saka Wanabakti (Pertikawan) dan Saka Kalpataru Regional Sulawesi dan Maluku 2023 di Camping Ground Tawan Wisata Alam (TWA) Batu Putih, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Rabu (18/10/2023). (Foto: Adi Sururama)
BITUNG, SULAWESION.COM – Perkemahan Bakti Saka Wanabakti (Pertikawan) dan Saka Kalpataru Regional Sulawesi dan Maluku 2023 resmi dibuka di Camping Ground Tawan Wisata Alam (TWA) Batu Putih, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Rabu (18/10/2023).
Pertikawan dan Saka Kalpataru Regional Sulawesi dan Maluku 2023 diikuti oleh sejumlah kontingen di antaranya Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Maluku, yang akan berlangsung selama lima hari yakni 18-23 Oktober 2023.
Mengusung tema “Harmoni Bersama Alam untuk Kehidupan yang Berkelanjutan”, Pertikawan dan Saka Kalpataru Regional Sulawesi dan Maluku 2023 menggaet slogan yakni HEBAT (Hutan Ekosistem Biodiversitas dan Alam Terjaga), yang diikuti kurang lebih seribu peserta.
Staf Ahli Menteri KLHK Bidang Ekonomi SDA Moktar Tasdianto menjelaskan Pertikawan merupakan kegiatan lima tahunan dalam bentuk perkemahan di tiap regional.
Tahun 2023 Pertikawan dilaksanakan di enam regional meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku dan Papua.
“Pertikawan dan Saka Kalpataru Regional Sulawesi dan Maluku 2023 yang dilaksanakan kali ini merupakan agenda kedua setelah dilaksanakan Pertikawan Regional Sumatera pada September lalu,” jelas Tasdianto.
TWA Batu Putih merupakan lokasi strategis sebab merupakan kawasan konservasi dengan aneka jenis flora dan fauna unik maupun endemik di Sulut, yang juga dikenal sebagai Home of Wall Asia (rumah tembok asia).
Menurut Tasdianto TWA dapat menjadi wahana rekreasi, edukasi dan kolaborasi bagi peserta pertikawan baik antar kontingen daerah maupun dengan pihak tamu undangan.
Tasdianto menuturkan pramuka tidak boleh ketinggalan dalam tiap perkembangan karena pramuka adalah ujung tombak pembangunan karekter bangsa, mempersiapkan kader muda bagi masa depan.
“Persiapkanlah diri kalian menjadi pribadi yang kompeten dan profesional untuk menuju Indonesia emas tahun 2045,” tuturnya.
Sebagai mana pesan Wakil Presiden Indonesia Ma’ruf Amin pada peringatan Hari Pramuka ke-62 dan Pembukaan Raimuna Nasional XII Tahun 2023 bahwa gerakan pramuka merupakan sekumpulan anak-anak muda yang suka berkarya.
Harus mampu membuktikan perwujudan makna dari namanya. Produktivitas dan kreativitas sejatinya menjadi sukma dan gerakan pramuka.
“Dari gerakan pramuka kita nantikan bibit-bibit unggul yang akan menjadi agen perubahan yang mampu menuntun pada kemajuan bangsa,” terang Tasdianto.
“Jiwa muda yang responsif pada arus dan dinamika harus tetap dijaga. Kalian harus menjadi garda terdepan dalam mengajak segala elemen-elemen bangsa untuk bersama memperkokoh pilar pembangunan dan mencontohkan militansi pancasila, tertanam dan menjelma di dalam keseharian,” tambahnya.
Sementara Wakil Ketua Bidang Saka dan Sako Kwarnas Luthfi Yuniar mengungkapkan Pertikawan dan Saka Kalpataru Regional Sulawesi dan Maluku 2023 merupakan kegiatan positif.
“Ini merupakan kegiatan yang positif bagi kehidupan anak-anak muda yang dalam hal ini kegiatan yang dilaksanakan jelas membawa oleh-oleh ke daerahnya masing-masing. Keterampilan, pengetahuan yang bisa disumbangkan di lingkungannya,” ungkapnya.
Luthfi berharap usai kegiatan ini peserta dapat mendukung bangsa dan negara dalam menciptakan keharmonisan dan semangat kebangsaan.
Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw dalam sambutannya menyampaikan militansi pemangku saka kalpataru dan wanabakti harus diperkuat, seperti kesetiakawanan dan kecintaan terhadap lingkungan.
Orang nomor dua di Sulut itu menggelorakan semangat cinta lingkungan terhadap peserta perkemahan.
“Saya ingatkan kita terus meningkatkan kesetiakawanan, kecintaan terhadap lingkungan. Di samping adanya fenomena el nino, kita harus menyadari global warming menjadi ancaman kita,” tuturnya.
Menurutnya penyebab terjadinya global warming merupakan keserakahan manusia terhadap lingkungan.
“Embrio dari global warming adalah kelalaian dan keserakahan menjaga lingkungan yang selalu mengeksploitir alam, akhirnya sekarang kita menghadapi bahaya kekeringan,” lanjutnya.
Kandouw membeberkan fenomena kekeringan hingga terjadi kekurangan air di beberapa tempat jika ditelusuri akibat kelalaian menjaga lingkungan.
“Biarlah Batu Putih ini menjadi tempat untuk kita menggelorakan kecintaan kita terhadap lingkungan. Mudah-mudahan orang-orang yang hadir di sini menjadi militan terhadap lingkungan hidup, tidak kompromi dengan pengerusakan lingkungan dan anti sampah plastik,” bebernya.
Steven Kandouw mengajak pemangku saka kalpataru dan wanabakti menjaga persatuan dan kesatuan NKRI, pancasila dan bhineka tunggal ika.
“Semakin mempertebal semangat etos jiwa kepramukaan. Sumpah janji kesetiaan kita diendorse kembali, apa yang kurang kita tambahkan, yang belum lengkap, dilengkapi,” tandasnya.
Ketua Kuarda Gerakan Pramuka Sulut Vanda Sarundajang menuturkan generasi muda ini yang akan terus membawa nama gerakan pramuka supaya tetap eksis di daerah dan nasional.
Vanda mengajak peran anak muda menjadi pioner implementasi kecintaan terhadap lingkungan dan alam.
“Isilah waktu muda dengan kegiatan yang positif yang ramah lingkungan, akan menjadi pioner dan teladan yang menerapkan prinsip ramah lingkungan untuk kehidupan selanjutnya,” ajaknya.
Vanda turut mengimbau anak muda menjaga hutan dan alam di sekitar sebagai bagian merawat bumi di era krisis iklim saat ini.
Noufryadi Sururama